18💜

623 73 11
                                    

Keduanya terdiam setelah memesan beberapa minuman di kafe terdekat setelah memutuskan untuk berhenti sejenak setelah percakapan tadi. Tepatnya perkataan Seokjin.

"Baiklah....kau tahu aku tak tahan dengan kesunyian..." ujar SinB pelan

"Perkataanku lupakan saja. Setidaknya sebelum ku mati aku sudah mengungkapkannya."

SinB terkaget mendengar ucapan Seokjin.

"Bagaimana bisa?! Wah!.................sampai satu detik yang lalu aku bahkan berpikir bagaimana caranya untuk berhadapan denganmu kedepannya...tapi..lupakan kau bilang?"

"Lagipula kau tak menyukaiku bukan?"

"Kalau itu..."

Seokjin tersenyum.

"Aku tahu, makanya aku bilang seperti itu."

"Tapi tetap saja....aku terus memikirkannya."

"Mau seberapa kerasnya aku berusaha, kau hanya memandang Yoongi."

"Kau bicara hal aneh apa lagi?!"

"Ah...apa hari ini Jimin?"

SinB semakin keheranan dengan apa yang dikatakan Seokjin barusan.

"Intinya. Untuk apa aku berusaha sementara orang yang kusuka selalu melirik ke arah lain. Dan juga jika diantara mereka aku tak bisa untuk egois."

"Maksudmu...aku menyukai Yoongi Oppa dan Jimin?"

"Hm..bisa jadi, salah satunya."

"Oppa, apa obatmu habis? Ada apa sebenarnya padamu? Aneh sekali hari ini."

Seokjin kembali tersenyum. Ia enggan mengungkapkan secara frontal apa yang ia katakan.

"SinB-ah." panggil Seokjin.

"Kenapa lagi?"

"Apa kau menyukai Taehyung juga?"

"Oppa!!"

"Aku kan hanya bertanya, memangnya tak boleh?"

"Maksudku untuk ukurang kau yang baru saja mengungkapkan perasaannya psdaku bukankah aneh jika kau malah bertanya aku menyukai Taehyung atau tidak. Belum lagi kau menyebut Yoongi Oppa dan Jimin."

"Aku hanya mengatakan apa yang kulihat." ucap Seokjin dan membuat SinB kesekian kalinya berpikir.

"SinB-ah, aku memang menyukaimu. Bagaimana tidak? Setiap hari wanita yang kulihat hanya dirimu. Aku bahkan senang ketika kau selaku bercerita hal aneh dan bertengkar dengan yang lain di depanku. Tapi, aku sendiri tak tahu rasa suka ini sebatas apa. Mungkin bisa jadi aku hanya menyukaimu sebatas adik perempuanku."

"Lalu, apakah itu alasanmu diam selama ini?"

Seokjin mengangguk.

"Aku merasa tak bisa menjagamu. Dan banyak menyalahkan diri sendiri sejak kejadian itu."

"Oppa.."

"Kau tahu aku adalah anak tunggal, jadi aku tak pernah berpikir jika akhirnya aku punya seseorang yang seperti saudaraku sendiri. Tapi setiap melihatmu lebih cerah dengan yang lain, aku tak bisa berbuat apa-apa. Mereka pun punya janji yang sama untuk menjagamu. Lalu untuk apa aku egois untuk memilikimu jika nantinya pertemanan ini putus."

"Seokjin Oppa, terimakasih. Aku bahkan tak pernah berpikir sejauh itu, tapi aku pun tak tahu harus bagaimana sekarang.."

"Bukankah sudah kubilang lupakan? Aku hanya mengatakannya karena aku takut suatu saat aku tak bisa."

Her : The One [SinB & BTS FF] ENDWo Geschichten leben. Entdecke jetzt