𝐞𝐱𝐜𝐮𝐬𝐞 𝐦𝐞 ||-𝟎𝟐

980 176 24
                                    

↻ᵗᵒ ᵐᵃᵏᵉ ⁱᵗ ᵐᵒʳᵉ ᶜᵒᵐᶠᵒʳᵗᵃᵇˡᵉ ᵗᵒ ʳᵉᵃᵈ, ʸᵒᵘ ᶜᵃⁿ ᶜʰᵃⁿᵍᵉ ᵗʰᵉ ᵇᵃᶜᵏᵍʳᵒᵘⁿᵈ ˢᶜʳᵉᵉⁿ ᵗᵒ ʷʰⁱᵗᵉ, ᵇᵉⁱᵍᵉ ᵒʳ ᵇˡᵃᶜᵏ

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

↻ᵗᵒ ᵐᵃᵏᵉ ⁱᵗ ᵐᵒʳᵉ ᶜᵒᵐᶠᵒʳᵗᵃᵇˡᵉ ᵗᵒ ʳᵉᵃᵈ, ʸᵒᵘ ᶜᵃⁿ ᶜʰᵃⁿᵍᵉ ᵗʰᵉ ᵇᵃᶜᵏᵍʳᵒᵘⁿᵈ ˢᶜʳᵉᵉⁿ ᵗᵒ ʷʰⁱᵗᵉ, ᵇᵉⁱᵍᵉ ᵒʳ ᵇˡᵃᶜᵏ. ᵃˢ ᶜᵒᵐᶠᵒʳᵗᵃᵇˡᵉ ᵃˢ ʸᵒᵘ ᵍᵘʸˢ ᵃʳᵉ, ᵇᵘᵗ ᴵ ˢᵘᵍᵍᵉˢᵗ ʰᵃᵛⁱⁿᵍ ᵃ ʷʰⁱᵗᵉ ᵇᵃᶜᵏᵍʳᵒᵘⁿᵈ ᵃᵗ ᵗʰᵉ ᵇᵉᵍⁱⁿⁿⁱⁿᵍ ᵒᶠ ᵗʰᵉ ˢᵗᵒʳʸ ☾

 ᵃˢ ᶜᵒᵐᶠᵒʳᵗᵃᵇˡᵉ ᵃˢ ʸᵒᵘ ᵍᵘʸˢ ᵃʳᵉ, ᵇᵘᵗ ᴵ ˢᵘᵍᵍᵉˢᵗ ʰᵃᵛⁱⁿᵍ ᵃ ʷʰⁱᵗᵉ ᵇᵃᶜᵏᵍʳᵒᵘⁿᵈ ᵃᵗ ᵗʰᵉ ᵇᵉᵍⁱⁿⁿⁱⁿᵍ ᵒᶠ ᵗʰᵉ ˢᵗᵒʳʸ ☾

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Uhuk uhuk!" pria kang terbatuk setelah ia sampai rumah. Ia mencengkram dada dan jatuh merosot. Pria itu tampak sedang menahan rasa sakit yang sedang ia alami baru-baru ini. Di duga, penyakitnya muncul setelah Hueningkai tiada.

"Kantong kertas...," ucap si pria yang mencoba menggapai kantong belanja kertas berwarna coklat di depannya yang tergeletak.

Well, hipoksia nya kambuh di saat seperti ini. Untung saja ia segera sadar dan balik ke rumah, kalau tidak pasti dia akan membuat Yeoreum gengsi. Walaupun belum tentu Yeoreum yang kini berada di panti mengalami hal serupa seperti mendiang Yeoreum, anak Kang Taehyun.

Jujur, mendiang Yeoreum-anak Taehyun-tak menyukai penyakit kecemasan Taehyun. Setiap Taehyun merasa grogi atau gugup, bahkan stress akan membuat penyakit hipoksia nya kambuh. Walau tidak terlalu sering, tetapi mendiang Yeoreum tetap merasa gengsi. Entah apa maksudnya.

Ah, sepertinya Taehyun membaik setelah berhasil menggapai benda itu dan segera bernafas di dalam kantong dengan kuat "...aku tau kau bukan Yeoreum anakku, tapi origami yang kau buat itu..."

"...saksi atas segala perbuatan si pelaku yang tega membunuh 105 orang disana."














crane





"Aku hanya menyimpan berkas-berkas dari tahun 2004, dan itupun hanya beberapa, ada pula yang menghilang entah kemana. Tapi, semoga kau bisa menemukan adikmu walau hanya ini yang aku simpan." tutur wanita paruh baya yang menyodorkan sebuah kertas yang tampak berdebu. Taehyun menerima kertas bergambar manusia dengan apik. Di usia TK, bagaimana bisa menggambar manusia yang gambarannya setara dengan anak usia smp?

"Adikmu itu...kuat, Taehyun. Dia berbakat, cantik, dan polos. Tapi, kenapa dia bisa menghilang setelah 2 tahun?" tanya wanita itu dengan raut wajah iba. Taehyun menelan salivanya guna berpikir, bagaimana mengambil kata-kata yang tepat untuk menjelaskannya.

Ia pun angkat bicara, "Adikku depresi." singkatnya sambil tersenyum tipis.

Wanita berusia sekitar 50an tahun itu mengerutkan kening, "Karena apa, nak?"

Taehyun menunduk sementara, dan segera mendongak menatap si lawan bicara. "Seharusnya, Adikku menikah di 2 tahun awal bulan kemarin. Tapi, tunangannya meninggal akibat kecelakaan pesawat."

"Ya ampun," balas wanita itu yang tampak membekap mulutnya tak percaya.

"Jadi, seminggu sebelum aku melamar mendiang istriku, adikku benar-benar tertekan karena mengingat tunangannya yang seharusnya kini sudah saling bertemu. Aku coba menenangkannya, tapi tindakan ku itu sungguh sia-sia bagi Nana. Aku pun tak percaya bahwa Nana akan seperti itu, mungkin karena mendiang tunangannya adalah Cinta pertamanya?"

Wanita bersurai hitam keputihan itu dengan seksama mendengarkan cerita Taehyun. "Ah, aku sangat prihatin..."

"Buu!!" teriak seorang anak kecil yang berlari mencari ibu Yoon. Ibu Yoon pun segera menunduk meminta waktu untuk menghampiri si murid yang mencarinya. Taehyun mempersilahkannya dan hanya dia yang ada dalam ruangan tersebut.

Termenung sendirian membuatnya gusar, ia pun bangkit berdiri mengelilingi ruangan. Atensinya segera mengarah ke arah foto bingkai yang berisi potret tahun 2004-awal TK ini di bangun-, 2005, 2006, dan seterusnya hingga kini.

Di bingkai tahun 2004, matanya menjelajah foto puluhan murid lama yang sedang berpose formal. Lucu sekali.

Tak lupa ia mencari sang adik. "Astaga, Nana lucu sekali!" gumamnya pelan sambil tersenyum tipis. Tetapi, ia langsung melamun memikirkan Nana saat melihat foto itu, "Kau dimana, Nana? Aku mencarimu selama ini."

"Bu Yoon? Apa anda di dalam?" Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar dari luar. Taehyun pun tersontak, dan mendekati pintu. Tapi, ia sedikit ragu saat yang terdengar adalah suara perempuan muda. Itu mengingatkannya pada mendiang istri, Han Yeora.

Dengan nafas dalam-dalam, pria kang memberanikan diri untuk menghadapi wanita muda yang berdiri di bibir pintu. Tangan kirinya-dia kidal-memutar kenop pintu dengan pelan.

"Bu Yoon?" Panggil wanita itu lagi sebelum Taehyun membukanya lebar-lebar.

Akhirnya, mata Taehyun menangkap sosok wanita muda yang menurut Taehyun familiar di matanya.

"Y-yeora?"

"Maaf, A-Anda siapa ya? Kenapa ada di ruangan Bu Yoon?" Sontak wanita itu sambil menunjuk pria jangkung yang sedang tercenung menatapnya. Sebenarnya si wanita muda sedikit kaget saat bertemu pria tampan seperti Taehyun.

"O-oh. Saya tamu Bu Yoon." Gagap Taehyun sambil menggaruk tengkuknya.

Si wanita mengangguk patah-patah, "Baikhlah," katanya sebelum melenggeng pergi.

Namun, tangan Taehyun menggapai lengan sang wanita muda. Bagaimana wanita itu tak terkejut? Ia langsung di tarik ke belakang oleh pria tampan di hadapannya.

Wanita itu memutar badan, kembali berhadapan dengan Taehyun karena Pria kang menariknya. Sepersekian detik pria itu menatap si wanita.










Taehyun pun berbisik, "Apa kau Yeora?"

---
Gausah halu jadi cewenya ya ಠ‿ಠ

𝑪𝑹𝑨𝑵𝑬 | 𝒔𝒕𝒊𝒍𝒍 𝒂 𝒒𝒖𝒆𝒔𝒕𝒊𝒐𝒏 ✓Where stories live. Discover now