𝐔𝐍𝐀𝐂𝐂𝐎𝐔𝐍𝐓𝐀𝐁𝐋𝐄 • 𝐞𝐩𝐢𝐥𝐨𝐠

749 117 55
                                    


Rumput hijau bergoyang bersama angin menyeruak melintasi tengah rumput. Tiang-tiang menghiasi tepi jalanan yang ramai dipadati angkutan umum, atmosfer di kota itu tak pernah sekali pun terdiam bagai desa tanpa penghuni. Seorang wanita dengan penampilan lusuh dan kotor penuh darah itu terbangun dari pingsannya.

Dengan adanya pandangan yang berbeda dari sebelum, ia menipis matanya saat cahaya lampu jalanan menyorot. Lirihan terus terdengar sampai membuat tenggorokannya mengering. "Ergh,"

"Panggil ambulans untuk menyelamatkan para korban dan segera angkat Crane nya!"

Sirine ambulans juga terdengar memimpin suasana yang bisa terbilang—menegangkan. Tubuhnya terasa kaku, berat, beberapa luka di sekitar tubuhnya juga membuat rasa sakit itu semakin menusuk. "A-aku ada dimana?"

Toleh kanan kiri dengan kekuatan semampunya, matanya menangkap sebuah kerumunan manusia yang tengah sibuk menyelamatkan korban tergeletak tertimpa sebuah alat berat—Crane namanya.

Namun, atensi teralih ketika pupilnya menangkap sesosok bayi mungil yang bersimbah darah dibagian kirinya. Matanya hampir membulat sempurna, tangan berinisiatif untuk menjamah lengan sang bayi yang mulai memucat. "Y-yeoreum-ya...Yeoreum-ya..."

"Aku tak ingin kehilangan, Yeoreum...Yeoreum-ya!" gerutunya dalam hati, ia hanya bisa mengeluarkan suara lirih yang tak jelas. Tenggorokannya sudah benar-benar merasa tercekit tali kawat. "Y-yobo, dimana...yeobo? Taehyun...," ucapnya hanya terlontar sampai dirinya sendiri.

Hanya bisa terdiam, bungkam, dan menatap sendu sang buah hati yang sudah sekarat. Ia ingin berteriak memanggil para petugas medis untuk segera menyelamatkan nyawa sang anak, namun seruan tak akan terdengar dengan atmosfer yang ramai begini.

Han Yeora, dia wanita kuat. Tak pernah dirinya mengeluh tentang pekerjaannya sebagai istri sekaligus ibu. Walau hatinya pernah sakit, ia tak akan membencinya sebesar apapun anaknya melakukan kesalahan. Wanita ini memang takdir bagi Taehyun, pria itu benar-benar merasa bahagia.

Sebelumnya, Yeora sudah muncul sejak Yeoreum keluar dari panti asuhan. Wanita yang katanya memberhentikan Yeoreum untuk sekolah, ia adalah ibunya sendiri. Ada alasan di balik itu semua, salah satunya karena Yeoreum yang diusianya ke lima tahun bukanlah sosok anak yang hidup di jaman ini.

Kendati pihak sekolah sedikit menggaruk tengkuk, tetap saja Yeoreum diberhentikan karena permohonan keras dari Yeora.

Ingat,

Tidak ada cara menjadi ibu yang sempurna, tapi ada jutaan cara menjadi ibu yang baik.




"A-ah, t-tolong selamatkan bayiku...," lirih Yeora setelah seorang gadis mendekati dirinya. Walau wajah gadis itu tak terlalu jelas, Yeora yakin bahwa gadis itu pasti akan menyelamatkan nyawa bayi Yeoreum. "T-terimakasih..."

Tiba-tiba cekitan tali kawat di leher semakin menguat, dirinya ingin berteriak dan hampir pasrah. Ini menyakitkan, luka-luka yang menggores permukaan kulit Yeora sangat menusuk. Beberapa sekon kemudian Wanita tersebut mulai lemah, kekuatannya semakin mengempis dan pandangan matanya menghitam secara perlahan.

Entah, Yeora hanya berpikir bahwa dirinya akan meninggalkan si buah hati dan sang suami tercinta untuk selamanya.


























































































𝑪𝑹𝑨𝑵𝑬 | 𝒔𝒕𝒊𝒍𝒍 𝒂 𝒒𝒖𝒆𝒔𝒕𝒊𝒐𝒏 ✓Where stories live. Discover now