𝐍𝐈𝐑𝐕𝐀𝐍𝐀 • 𝟏𝟔

412 109 28
                                    

C R A N E

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

C R A N E







"Kau tau dari mana?!"

Taehyun menggulumkan bibirnya, "Aku tau dari anakku." Pria kang sedikit ragu tentang teknologi masa depan yang ia pakai milik anaknya. Padahal jika Taehyun memberi tahu pada Yeonjun, pasti Yeora akan cepat di temukan. Tetapi tak apa, insting Taehyun terhadap istrinya sangat kuat dan ia tahu harus melakukan apa.

"Ke arah sini! Ada suara menggema!" Seru Taehyun seketika setelah mendengar sebuah naungan dari sudut ruangan. Para detektif pun berlari kecil sedikit mengendap dan berancang-ancang mengambil senjata. "Kalian dengar?" Semua mengangguk kecil.

Yeonjun menyunggingkan senyuman, "Insting mu sangat kuat ketika salah satu keluargamu terancam bahaya, aku jadi ingat dulu saat kita menyelamatkan Nana dan Hueningkai di hutan." Tangannya menepuk pundak Taehyun beberapakali. "Kau langsung menuju rumah aneh itu karena ada sesuatu yang asing dimatamu. Hebat, kau cocok jadi detektif."

Gejolak hatinya terasa hangat, Taehyun merasa terharu saat Yeonjun mengatakan bahwa dirinya Hebat, cocok jadi detektif. Itu ucapan dan pujian yang sangat dihargai oleh Taehyun, ia pun tersenyum simpul, "Terimakasih, komandan. Tapi..."

Lelaki yang tadinya tersenyum manis seketika mimik wajahnya mendatar karena Taehyun melontarkan kata, tapi. "Ada apa?"

Taehyun menarik nafas panjang, "Tolong jangan sebut nama Hueningkai lagi." Kakinya melangkah menjauhi Yeonjun—Taehyun mendekati pintu merah bergagang logam yang kini sudah tepat dihadapannya. "Suaranya samar tedengar dari sini."

Oh, Fyi.Taehyun menelepon Yeosa untuk menjaga Yeoreum dan membawanya ke rumah Taehyun seraya memberi kunci rumah pintu utama.



DUK!

DUK!

DUK!

Salah satu detektif mendobrak pintu besi tipis dengan kaki kanannya dengan tenaga yang maksimal ia miliki. Tak lama kemudian pintu itu berhasil terbuka, hanya ada ruang kosong yang berdebu. "B-bukan disini?" Gumam Yeonjun, alisnya menurun tanda kecewa.

"Tidak, kita benar. Di sebelah kanan ada pintu lagi," bisik pria kang sambil mengendap mendekati pintu yang lebih kecil dari pintu pertama. Kini tak akan pernah bisa di dobrak, pintu itu kuat—terbuat dari besi baja yang sulit untuk dipenyok 'kan.

"Apa yang harus kita lakukan? Apa mereka mendengar kita?"

Lagi-lagi Taehyun membuka suara, "Tidak, mereka tidak mendengar kita. Tapi aku yakin, mereka memasang sebuah cctv agar dapat memantau. Jadi kita harus—"

"Taehyun? Kau sudah datang?"

"Huh? Suara itu—" Pria yang mendengar namanya disebut seketika menoleh ke arah langit-langit ruangan. Suaranya menggelitik kesadaran Taehyun. Tak ada penampakan adanya sebuah sosok, namun suara itu keluar dari speaker aktif yang berada di pojok langit ruangan.

"Kau cerdas juga. Ku pikir kau orang yang lemah,"

"L-lemah katamu—!" Geram Taehyun hampir naik pitam, giginya menggertak.

"Aku akan mempersilahkan dirimu masuk, aku tak butuh istrimu. Aku hanya butuh Crane dan Yeoreum!" Gertaknya sarkas terdengar dari speaker.

"J-JANGAN YEOREUM!"

"Oh, kau tidak sayang dengan crane anakmu?"

"Tentu aku—"

"Padahal Crane ini penyelamat bagi sosok adikmu dan Yeoreum yang masih bayi di jaman ini. Kalau aku membawanya ke masa depan...aku bisa mengembangkan kemampuan anakmu yang pasti akan di akui bahwa itu adalah kemampuanku! Nana dan Yeoreum kecil pun tak akan ada didunia ini. Tak apa Yeoreum tiada, yang penting Crane ini ada di tanganku."



"Ngomong apa sih?" Gerutu Yeonjun kaku seraya menggaruk pelipis dan lengannya.

"KAU SIAPA! BERANINYA KAU MENGANGGU!" seru Taehyun seketika, emosinya mencuat karena pria itu menyebutkan nama orang tersayang milik Taehyun lewat mulut kotornya.

"Mau tau aku siapa? Silahkan masuk, kuharap kau tak akan menyesal setelah mengetahuinya."

Akhirnya pintu besi baja itu terbuka, mata Taehyun berusaha menangkap kabut yang keluar dari ruangan bercahaya merah. Ruangan itu tampak seperti ruang orang psikopat. Buruk sekali, bau dan amis!

"B-bau sekali!" Keluh Yeonjun seraya mata terpejam dan tangan menutup lubang hidungnya. "A-apa apaan ini?!" Matanya membulat sesaat setelah ia berhasil membuka mata,ia membelalak seperti sedang melihat aksi kekerasan. Ya, sosok pria yang muncul di tengah pintu terbuka itu adalah—















































































































"Sebentar, sepertinya aku tau postur tubuhnya yang tegap itu?" Alis Taehyun naik turun setelah netra menangkap satu sosok pria.

"Astaga kenapa kau pakai topeng?!" Gerutu Yeonjun sebal bukan main, sampai-sampai ia memukul lengan Taehyun sangking gemasnya. Tentu saja pria kang membalasnya dengan cara yang sama, bahkan lebih menyakitkan.



----
Bentar lagi epilog guijee
empat episode lagi yaa—!

Cieee yang penasaran siapa cowo nya🤣
Kira kira siapa nih?

𝑪𝑹𝑨𝑵𝑬 | 𝒔𝒕𝒊𝒍𝒍 𝒂 𝒒𝒖𝒆𝒔𝒕𝒊𝒐𝒏 ✓Where stories live. Discover now