"Ini perasaan, bukan mainan yang bisa seenaknya kamu mainkan."
||Semoga doi gak baca wp, aku kan keliatan banget alaynya njir :v||
Oke lajut! Abaikan aja yang diatas :)
🌹🌹🌹
••
"Heh kok jamkos mulu sih? Heraan... Gurunya gak niat ngajar nih."
"Bersyukur aja bisa nggak?" tanya Aldra yang tak mengalihkan perhatiannya dari benda pipih kesayangannya.
Kelasnya kosong melompong, mungkin semuanya sudah ngacir ke kantin.
"Gabut nih pangeran." gerutu Dhevan yang sibuk mencoret coret buku milik Sandy, laknat emang.
"Buku gue heh!" Sandy yang sedang menyedot teajus baru saja datang ke kelasnya, ia melotot garang melihat bukunya yang mengenaskan di tangan Dhevan.
"Aaaaa gabut!!" keluh Dhevan, dahinya ia bentur-benturkan pelan ke meja.
"Gabut lu? ToD kuy. Mumpung kelas lagi sepi," usul Sandy lalu mengeluarkan botol plastik yang sudah kosong dari kolong bangkunya.
"ToD kek nak cewek." cibir Aldra, Sandy memandang Aldra datar lalu merebut Hp berwarna hitam itu.
"Woy bazing, balikin Dy!"
"Hayuk eh." ajak Sandy, ia melotot sambil berusaha bertelepati dengan Aldra.
Aldra mengernyit heran, Sandy mau ngomong apasi sampai harus melotot terus hidung yang kembang kempis. Plis jangan dibayangin
"Apasi Dy?"
"Peka dong!!" sentak Sandy, membuat Dhevan kaget lalu berhenti mencoret-coret buku Sandy. Aldra yang mulai mengerti akhirnya tersenyum misterius.
"Okelaah..." ucap Aldra setuju, Dhevan meringis melihat senyum Aldra yang semakin lebar, ia takut bibir Aldra akan sobek jika tersenyum seperti itu.
"Gue gak ikutan ah." ucap Dhevan hendak kembali ke bangkunya namun ditahan Aldra.
"Gak bisa gitu, gak seru kalau ToD cuma berdua." ujar Aldra,
"Ajak Zaky aja." usul Dhevan.
"Yakali gue ke kelas sebelah buat ngajak Zaky ToD, yang bener aja." ucap Sandy datar. Dhevan akan menyela namun urung saat melihat kedua temannya yang sama-sama menatapnya.
"Oke! Okee... Entah kenapa feeling gue nggak enak." gumam Dhevan, ia kembali duduk di kursi Sandy dekat Aldra sedangkan Sandy duduk di kursi depan.
Sandy mulai memutar botol kosong di atas meja, Dhevan menguap malas melihat botol terus berputar. Dalam hati ia merapalkan do'a agar tutup botol tidak mengarah padanya.
"Truth or dare?" tanya Sandy, Aldra melotot tak percaya kalau tutup botol itu akan mengarah padaya.
"Dare! Yakali nak cowok nggak berani milih tantangan." ucap Aldra sombong.
"Idihh bilang aja kalau aib lu banyak." sindir Dhevan.
"Diem bocah. Oke apa dare nya?" tanya Aldra malas, paling ia akan disuruh godain adek kelas atau traktir kedua temannya ini atau--
YOU ARE READING
Dhevan's Personality
Teen FictionDhevan, pemuda yang tumbuh bersama seseorang yang tidak sengaja ia ciptakan sebagai tameng pelindungnya. Alter yang muncul karena tekanan emosianal yang tinggi akibat kecelakaan yang menimpanya. Sosok dingin, kuat, serta dewasa berhasil membuatnya...
