PART 39 🍒~the real Confess~🍒

1.9K 334 456
                                        

"Be Mine?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Be Mine?"


•••

Kok udah desember sih :-:

-HAPPY READING!!-

🍒🍒🍒
•••

Mereka berdua berakhir duduk berdampingan di bangku yang tidak jauh dari area lapangan, Kotak first aid berada di pangkuan Diva.

Keduanya sama-sama diam, Diva yang serius pada luka milik Arsen, sedangkan Arsen memilih untuk memperhatikan gerakan Diva yang telaten mengobatinya.

"Div, kalau gue gak ada. Lo masih bisa suka sama Dhevan, kan?"

Gerakan Diva terhenti, pertanyaan Arsen membuatnya tak bisa berkutik sama sekali.

"Kenapa lo harus ngilang? Setelah bikin gue suka sama lo. Brengsek tau gak." gumam Diva, tapi gumamannya masih bisa didengar oleh Arsen. Sudut bibir Arsen membentuk kurva yang menciptakan sebuah senyuman tulus.

"Ya, gue brengsek. Gue brengsek karena dengan seenaknya ngatur kehidupan orang lain." ucap Arsen, Diva kelabakan karena Arsen malah berbicara seperti itu.

🌹🌹🌹
•••

Tanpa terasa seminggu sudah terlewati, ujian akhirpun sebentar lagi selesai.

Di bangku paling belakang, Aldra sudah jengah dengan lembar demi lembar buku yang harus dipelajarinya. "My tugas is numpuk, my kepala is beleduk. Alias anying ah pusing belajar terus." Aldra terus menggerutu, sedangkan Diva, Dhevan, dan Sandy sibuk mempelajari materi tugas kelompok yang kebetulan mereka berada dalam satu kelompok.

"Baca materinya goblok, daritadi ngeluh mulu. Bentar lagi presentasi, awas aja kalo nanti cuma plenga-plengo kek orang bego." ujar Sandy yang sepertinya mulai jengah dengan tingkah Aldra yang semakin seperti cacing kepanasan.

"Hish cocotmu minta disentil."

Berbeda dengan Aldra dan Sandy yang terlibat sedikit percekcokan, Dhevan dan Diva sama-sama diam. Mereka berdua sudah lama tidak berinteraksi seperti biasanya. Tidak ada perkelahian ataupun adu mulut mempermasalahkan hal sepele.

"Punya mata buat?" tanya Aldra.

"Random banget sih, sat." cibir Sandy.

"Jawab aja."

"Melihat." timpal Dhevan.

"Punya kaki buat?"

Dhevan's Personality Where stories live. Discover now