PART 36 🌹~Benalu~🌹

2K 379 595
                                        

"Mencintai tidak selamanya harus memiliki, dan membenci tidak selamanya harus menyakiti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mencintai tidak selamanya harus memiliki, dan membenci tidak selamanya harus menyakiti."

.

.
Masih nunggu Dhevan suka sama Diva ya? :-:
Niatnya mau uwu uwu tapi--

Ada yang baca jam segini?
-HAPPY READING!-

🌹🌹🌹
•••

Tidak terasa hari sudah menjelang sore, Diva yang merasa lelah harus melayani pelanggan di toko neneknya yang lumayan banyak memutuskan untuk beristirahat di depan tokonya.

Dirinya juga sempat melihat postingan Ardan di instagram, sekarang Diva tau hal penting apa yang tidak bisa Dhevan tinggalkan sehingga membuat cowok itu membatalkan janji dengannya.

"Emangnya apa yang gue harepin?" gumam Diva sambil menatap beberapa pengunjung yang hendak menuju taman hiburan, sepertinya malam ini akan ramai sekali.

"Rasanya gue mau ngerusak hubungan orang." Diva terus bermonolog. Lalu tertawa kecil saat menyadari ucapannya sendiri.

"Ealah, malah niat jadi pelakor. Tau bakal jadi kaya gini, mending gue jadian sama Ayi aja."

"Gak boleh."

Diva menoleh ke belakang, orang yang menyahutnya melangkah semakin mendekatinya. Kemudian ikut duduk di kursi yang berada di sampingnya.

"Lo ngapain disini? Katanya sibuk." ucap Diva, namun hanya dibalas gelengan kepala. Dari samping, Diva dapat melihat bekas luka serta lebam yang masih membekas di wajah tersebut.

"Yang sibuk itu Dhevan, tapi gue enggak." ucapnya, saat menoleh menghadap Diva. Dapat dilihat kalau warna irisnya berbeda dengan iris asli mata Dhevan.

"Berhubung gak jadi jalan sama Dhevan, jalan sama gue aja ya. Ayo..." Arsen berdiri, kemudian menarik tangan Diva. Diva yang belum siap pun langsung ikut berdiri kemudian mengikuti kemana langkah Arsen membawanya.

🍒🍒🍒
•••


"Kay, bosen tau... Dari kemarin maennya ke perpus mulu." keluh Aldra, sejak kemarin pemandangannya hanya deretan berbagai buku yang tersusun rapi dalam rak.

"Gue gak minta lo buat nemenin." balas Kayla, biarkan ia fokus pada materi yang sedang dipelajarinya walaupun ada makhluk pengganggu yang terus-terusan mengeluh.

"Jajan yu, beli cilok."

"Jajan aja sendiri."

"Kay..."

"Berisik kak, gue pukul mulut lo pake buku kalau banyak omong." ancam Kayla, Aldra otomatis diam. Lama-kelamaan matanya bisa sakit jika terus melihat lembaran buku berisi deretan angka dan rumus.

Dhevan's Personality Where stories live. Discover now