Dhevan's Personality

PART 16 🌹~Demam~🌹

"Aku mengerti, semua ini hanya sebuah kepalsuan."

.

.

Ada yang nanya: "Kalau sosok asli dari mereka meninggal. Sosok yang lainnya juga meninggal?"

Iyaa... Mereka akan meninggal, karena kedua sosok tersebut hidup dalam satu tubuh.

Contonya nih, Kalau Dhevan mati, otomatis Arsen juga akan mati.

Jadi kalau kalian berharap Dhevan mati, Arsen juga mati :')

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Sabodo teuing kalo partnya kepanjangan 🙌

🌹🌹🌹
•••

Makan malam di rumah Kevin terasa lebih ramai, walaupun hari-hari biasanya juga selalu ramai. Yaiyalaah ramai, anggota keluarga Kevin juga bobrok semua :-:

"Loh, Dhevan mana?" tanya Arkan, semuanya sudah berkumpul di ruang makan minus Dhevan tentunya.

Keysa yang baru sadar kalau Dhevan belum keluar dari kamarnya sejak tadi sore. "Aku susul dulu. Kak Bella, tolong ambil makanannya di dapur ya." pinta Keysa. Bella mengangguk, dibantu Kayla dan Aurel.

Saat akan mengetuk pintu kamar Dhevan, Dhevan bertepatan keluar dari kamar.

Sikap Dhevan yang diam dan sorot dingin meyakinkan Keysa kalau Dhevan belum kembali ke kepribadiannya yang semula.

"Arsen. Ayo makan, semua udah nunggu." ajak Keysa, tangannya menarik lembut Arsen yang tampilannya sudah rapi.

Akhirnya semua sudah berkumpul, makan malam yang diakhiri obrolan ringan. Semuanya tenggelam dalam candaan dan cerita-cerita sedikit. Kecuali Arsen yang sepertinya sama sekali tidak tertarik dengan obrolan ini.

Atensi semua orang tertuju pada sosok pemuda tinggi itu yang langsung meninggalkan ruang makan.

Keysa hendak melarang Arsen, namun Kevin melarangnya. Membiarkan Arsen untuk beristirahat, mungkin kejadian hari ini di sekolahnya membuatnya lelah.

"Kay..."

"Hm..."

"Vano kok berubah?"

Kayla menoleh ke Aurel yang duduk di sampingnya, mereka berbicara sambil berbisik-bisik. "Berubah jadi iron man maksudnya?" tanya Kayla, Aurel ingin sekali menggeplak sepupunya ini, namun kasihan masih di bawah umur.