Dhevan, pemuda yang tumbuh bersama seseorang yang tidak sengaja ia ciptakan sebagai tameng pelindungnya. Alter yang muncul karena tekanan emosianal yang tinggi akibat kecelakaan yang menimpanya.
Sosok dingin, kuat, serta dewasa berhasil membuatnya...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Kamu tidak aneh, tapi istimewa."
.
.
Hei readersku yang uwu
Happy reading! -💜-
🌹🌹🌹 •••
Diva tidak bisa konsentrasi, pikirannya bercabang kemana-mana.
Berbeda dengan sang oknum yang duduk tenang sambil menulis materi di sampingnya. Diva yakin kalau Dhevan tidak mengingat apapun.
Rasanya Diva ingin sekali membongkar kepala Dhevan lalu berbagi memori yang dialaminya dengan Arsen.
Tok! Tok! Tok!
Atensi seluruh murid teralihkan menuju suara ketukan pintu, mereka semua sedikit gelisah karena yang datang adalah pak Romi -guru bk-
Guru tersebut datang dengan wajah tak bersahabat andalahnya, yang selalu membuat para murid menciut.
"Kepada Dhevan dan Diva, kalian ikut ke ruangan saya." ucap pak Romi.
Diva sudah menduga kalau dirinya akan dipanggil ke ruang bk, sedangkan Dhevan melongo dengan wajah herannya.
"Heh Div, kita ngelakuin apa sampe dipanggil ke ruang bk?" bisik Dhevan.
"..." Diva diam, tidak berminat menjawab pertanyaan Dhevan. Rasanya akan sia-sia kalau menjelaskan semuanya secara detail kepada orang yang tidak tau apa-apa.
"Diva gue--"
"Cepet! Atau mau bapak seret?!"
Diva berjalan lebih dulu, disusul Dhevan di belakangnya. Teman-teman sekelasnya tentu kepo dengan masalah yang dilakukan couple tersebut.
"Namanya juga couple edan, pasti mereka ngelakuin hal edan." ujar Aldra sambil memandang kepergian sepasang insan yang sedang dalam masalah.
🍒🍒🍒 •••
"Kalian tau kenapa kalian dipanggil kesini?"
"Iya/enggak." ucap Diva dan Dhevan bersamaan, jujur Dhevan memang tidak tau alasan kenapa ia harus masuk ke ruang para begajulan diinterogasi.
Dulu Dhevan selalu masuk ke ruang seperti ini, tepat setelah Arsen berbuat ulah.