Bab 5

81.6K 7.3K 68
                                    

Aretha memasuki butik dengan langkah santai, di ikuti Putri yang juga berjalan disampingnya. Pagi ini, ia harus fitting baju, untuk persiapan acara penghargaan yang dijadwalkan pelaksanaannya bulan depan. Putri langsung berjalan menuju meja resepsionis, dan mengatakan ada janji temu dengan sang pemilik butik. Sedangkan Aretha, langsung mengambil posisi duduk di sebuah sofa panjang yang berada di sudut ruangan itu.

"Disuruh nunggu bentar lagi, Ranty masih ada meeting sama sepasang pengantin katanya," ucap Putri ketika sampai di depan Aretha.

Sudah sekitar dua tahun belakangan, Aretha menjadi langganan tetap dari butik Ranty Fashion. Butik sekaligus menjadi nama sebuah brand pakaian terkenal ini, didirikan oleh seorang wanita muda bernama Rantyara Gista yang merupakan seorang lulusan sekolah fashion di luar negeri.

Pada awalnya, Aretha di rekomendasikan oleh salah satu rekannya sesama artis untuk mencoba membuat gaun disini. Dan kini, ia justru menjadi langganan tetap butik ini, karena Aretha merasa tangan terampil Ranty dalam membuat desain dan menjahit pakaian memang pantas untuk dihargai mahal. Semua baju yang dia buat benar-benar selalu memuaskan dan menakjubkan.

Di usia yang masih dua puluh tujuh tahun yang mana dua tahun lebih tua dari Aretha, Ranty masih enjoy dengan statusnya yang masih single. Dan entah mengapa Aretha kagum akan hal itu. Ranty yang konsisten dan memiliki prinsip dalam hidupnya. Dia benar-benar hidup untuk dirinya sendiri bukan karena orang lain.

"Menikah bukan perkara umur, tapi tentang orangnya. Percuma lo keburu-buru menikah, tapi lo gak yakin untuk menghabiskan sisa umur sama orang yang akan lo nikahin. Nikahlah cowok, yang kalo lo lagi bersama dia, lo gak akan pernah merasa bosan dalam kondisi apapun."

Itu kalimat Ranty, yang hingga kini terus berputar di kepala Aretha. Kadangkala ia ingin hidup seperti itu, menjadi bahagia untuk diri sendiri, berani mengatakan ia sedang tidak baik-baik saja dengan bebas. Sekali lagi, itu hanyalah keinginannya sendiri dan profesinya sebagai publik figur, tak pernah mau tahu akan hal itu. Yang mereka tahu, bahwa Aretha akan tetap tersenyum dalam segala kesempatan. Entah ia suka atau tidak berada dalam suasana seperti itu.

"Hei, sorry ya nunggu lama. Apa kabar?" Sapa Ranty, sambil mencium pipi kanan dan kiri Aretha.

"I'm fine. Sibuk banget kayaknya?"

"Musim orang nikah sist, lagi ribet-ribetnya. Oh ada Putri juga, hai." Ranty mengulurkan tangannya yang langsung disambut hangat oleh Putri.

"Nikah ada musimnya juga?" tanya Aretha penasaran.

"Yaaaaa gitu deh. Eh ke lantai atas aja yuk ngobrolnya,"

Mereka bertiga pun kemudian melangkah menaiki anak tangga menuju lantai dua. Butik ini sebenarnya merupakan sebuah rumah berlantai dua yang telah disulap di renovasi ulang mejadi seperti saat ini. Rumah ini juga merupakan rumah pertama yang dibeli Ranty dari hasil kerjanya sendiri dan justru dijadikan sebuah butik, sementara ia sendiri lebih memilih tinggal di apartemen yang tak jauh dari situ juga.

Kadangkala Aretha juga berpikiran untuk membeli rumah sendiri, beberapa kali ia juga mengatakan pendapatnya kepada kedua orangtuanya dan mereka setuju setuju saja, asal masih berada di kompleks yang sama dengan rumah mereka.

"Ngomong-ngomong Re, gue kemarin dapat tawaran dari stasiun TV. Katanya, mau interview gue gitu di acara talk show, gue terima gak ya enaknya?" tanya Ranty.

"Talk show? Stasiun Tv mana mbak? Pokoknya kalau lo ditawarin interview, pastikan bukan di stasiun TV yang bermasalah alias pas briefing bilang mau interview soal fashion tapi pas hari H jadi interview kehidupan pribadi dan ngajak bergosip,"

After Met You (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now