Bab 11

63.5K 6.2K 307
                                    

Disclaimer : ada adegan dewasa yang hanya boleh dibaca oleh readers dengan usia 18 tahun ke atas. Bijaklah dalam membaca 🔊

Noted : maaf bila ada typo, kalimat tidak nyambung atau bahkan cerita yang terkesan tidak make sense. Silahkan bantu koreksi dengan komennya. Thank you 😘

🌹🌹🌹

1 minggu sebelumnya

Sejak kali pertama mengatakan bahwa ia ingin tinggal sendiri di sebuah apartemen pilihannya, Hesti--mama Radhika--bersikeras melarang keinginan anak keduanya itu. Berbeda dengan Papanya, yang langsung menyetujui hal itu karena mengingat bahwa selama tujuh tahun Radhika hidup di Inggris seorang diri, anak keduanya ini benar-benar bisa dipercaya. Bahkan nyaris tak ada masalah selama ia disana, justru seringkali lebih membanggakan, dengan prestasi-prestasi yang ia dapatkan. Dengan keinginannya untuk bekerja sambil kuliah, padahal Radhika tahu, kedua orangtuanya masih sangat mampu untuk membiayai kuliah serta hidupnya disana. Tapi, anak ini memang selalu memiliki pola pikir dan cara pandang sendiri. Dan pada akhirnya, Hesti memilih mengalah dan menyetujui keinginan Radhika.

"Pinter banget ya lo, milih apartemen yang mahal. Nggak di London, nggak di Jakarta. Ck ck, jaman gue kuliah di Australia dulu, gue milihnya gak kayak lo ini," kata Randi sambil mengamati seluruh isi ruangan apartemen, tempat dimana Radhika akan tinggal.

"Salah sendiri, kenapa gak mau milih yang kayak gini?"

"Ya, gue gak enak aja sama bokap Dhik. Dulu gue kuliah, ya cuma kuliah aja. Gak ada kepikiran buat nyambi kerja kayak elo. Malah seringan dugem daripada belajarnya. Makanya, gue telat setahun buat lulus,"

"Ya, gak masalah juga sih bang. Toh, lo juga anaknya Papa. Sekarang lo di perusahaan, udah dianggap sebagai salah satu orang yang berpengaruh buat perusahaan kan? Kinerja lo bagus kok, terlepas dari sikap lo yang brengsek sih."

"Sialan lo," jawab Randi, sambil tertawa. Ia tahu, dia termasuk orang yang cukup bisa dibilang laki-laki brengsek, mengingat kisah percintaannya yang selalu berakhir tanpa ada kepastian hubungan. Yep, istilah gaulnya sekarang adalah Hubungan Tanpa Status.

"By the way Dhik, ini satu lantai nih isinya cuma lima unit, dan baru di isi dua orang. Resepsionis tadi bilangnya, yang tiga emang dibiarin kosong sama para pemiliknya. Lah, berarti tetangga lo cuma satu dong?"

Radhika mengangkat satu alisnya, kemudian tersenyum penuh arti.

"Iya, emang tujuan utamanya itu bang."

"Maksud lo?"

"Unit depan, tepat depan pintu unit ini. Disana calon masa depan gue tinggal,"

🌻🌻🌻

Aretha berjalan mondar-mandir di dalam unit apartemennya. Dia pikir, ucapan Radhika hanyalah gertak sambal biasa. Radhika adalah tipe orang yang menempatkan logika diatas segalanya. Dan anehnya, kenapa kini laki-laki itu justru bertindak kebalikannya?

Yang lebih mengejutkannya lagi adalah bahwa mantan kekasihnya itu tinggal di apartemen yang sama dengannya, bahkan lebih tepatnya mereka tinggal di unit yang saling berhadapan. Itu artinya, besar kemungkinan bahwa mereka akan lebih sering bertemu. Meskipun Aretha menyakinkan diri bahwa kemungkinan itu bisa jadi salah, bisa jadi Radhika sibuk, bisa pula dirinya yang akan lebih sibuk. Dan hal pertama yang Aretha pikirkan untuk menyingkirkan kemungkinan pertemuan 'intensif' mereka adalah dengan menghindari pemeran utamanya, Radhika.

After Met You (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang