Bab 10

64.4K 6K 77
                                    

Noted : maafkan jika ada typo dimana-mana. Selamat membaca. Jangan lupa vote dan komen. 😘♥️

🐣🐣🐣

Saat Aretha baru sampai di rumah Ilham tadi, ia benar-benar semakin merasa sedih melihat keadaannya. Bagaimana tidak, Ilham tinggal disebuah kontrakan yang berukuran pas-pasan. Hanya ada ruang tamu, satu kamar tidur yang biasa ditempati kedua orangtuanya dan sebuah dapur serta kamar mandi yang tempatnya berdekatan. Saat ditanya, Ilham berkata bahwa terkadang ia tidur diruang tamu, dengan beralaskan kasur tipis yang saat Aretha dan Radhika masuk, terlihat di sandarkan di ujung ruangan. Mereka pun tak memiliki televisi sebagai hiburan, hanya ada satu radio yang beruntungnya masih berfungsi dengan baik.

Aretha dan Radhika, juga sempat berbicara dengan ayah Ilham yang saat mereka datang tengah duduk sambil memperbaiki sebuah kipas angin kecil di teras kontrakan mereka. Bahkan Radhika, sesekali mengobrol mengenai keahlian pak Heri, ayah Ilham tentang hal-hal yang berkaitan dengan meubel. Pak Heri menceritakan bahwa dulu, penghasilan bersihnya tiap bulan menyentuh angka hampir seratus juta rupiah saat banyak orderan. Kalau saat sepi pun, uang yang ia hasilkan masih cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, membayar sekolah Ilham dan memberi upah para pekerjanya yang dulu berjumlah sekitar lima orang.

Namun, sayang sekali pak Heri tertimpa kemalangan di tahun ke lima, saat usahanya sedang berjaya. Ia ditipu oleh temannya sendiri yang saat itu mengiming-imingi pak Heri untuk berbisnis dalam bidang properti dan berinvestasi. Dan entah karena terbutakan oleh rayuan serta hal-hal menjanjikan yang diceritakan oleh kawannya, pak Heri menyerahkan 80% hartanya untuk di investasikan dan digunakan untuk "usaha" yang ternyata tak pernah ia cicipi hasilnya. Dan setelah setengah tahun tak ada kabar serta kepastian dari temannya, ia baru menyadari bahwa ia telah ditipu dan uangnya dibawa kabur entah kemana. Pak Heri pun sudah melaporkan hal ini pada polisi, namun tak menemui hasil karena jejak yang ditinggalkan oleh temannya cukup sulit untuk dilacak ataupun di selidiki oleh pihak berwajib.

Setelah mendengar hal itu, Aretha tiba-tiba berpikiran untuk membiayai sekolah Ilham. Ia tahu, mungkin ini seperti tindakan gegabah bahkan mereka belum lama berkenalan. Namun, melihat kondisi keluarga Ilham yang saat ini, Aretha yakin bahwa keluarga ini adalah keluarga baik-baik dan jujur. Saat ia menyampaikan keinginannya pada Pak Heri, beliau menjawab untuk mendiskusikan hal ini dengan istrinya lebih dulu. Karena bagaimanapun juga, hal ini harus diketahui oleh kedua orangtua Ilham dan Aretha tak keberatan akan hal itu.

"Kalau begitu, saya pamit dulu ya pak." Ucap Aretha sambil berdiri, disusul Radhika yang sejak tadi mengikutinya.

"Terimakasih nak, sudah mau membantu Ilham. Untuk keinginan nak Aretha, saya sebenarnya tidak keberatan tapi alangkah baiknya untuk saya diskusikan dengan istri saya dulu."

"Gak apa-apa pak. Saya mengerti, kalau keluarga ini perlu bantuan, silahkan hubungi saya atau datang saja ke gedung apartemen saya."

"Terimakasih nak,"

Usia bersalaman, Aretha kemudian pamit. Radhika yang melakukan hal serupa, kemudian menyusul Aretha yang sudah berjalan lebih dulu dan meninggalkannya sendiri di belakang. Dengan langkah kakinya yang panjang, dengan mudah dan cepat ia sudah mampu mensejajarkan langkahnya dengan gadis yang kini bersikap dingin terhadapnya itu.

"Kamu gak berubah ya, Re. Tetap aja gak bisa lihat orang lain susah," ucap Radhika tiba-tiba, di sela perjalanan mereka keluar dari kampung itu.

Aretha hanya diam, enggan untuk menjawab. Karena ia merasa, kalimat Radhika tak memerlukan sebuah jawaban. Aretha menaikkan masker dan tutup kepala jaketnya, takut kalau-kalau ada warga yang mengetahui keberadaannya. Bukan karena ia tak ingin menyapa mereka, hanya saja saat ini perasaannya sedang tidak dapat menerima perhatian dari masyarakat. Ia ingin sendirian. Meskipun, saat ini ia justru berjalan kaki berdua dengan laki-laki yang sebenarnya sangat ia hindari.

After Met You (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now