16 Zombie Elit'5 ✓

9.6K 1.6K 556
                                    

JADILAH PEMBACA YANG BIJAK! MEMBUAT CERITA TIDAK SEGAMPANG MEMBACANYA!

JIKA ADA TYPO HARAP BERI TAHU!
JIKA ADA KATA2 KURANG PAS SILAHKAN KOMEN!
MENERIMA KRITIK DAN SARAN!
TIDAK MENERIMA KOMENTAR JAHAT ATAU HUJATAN!

TERIMAKASIH!

***

"Kau siapa?" Ucapnya dingin.

Renjun tersenyum miring, "Aku anak dari tuan Huang."

Gadis tersebut terdiam ketika setelah mendengar nama tuan Huang di sebut, sorot matanya yang tadi dingin menjadi biasa saja. Menatap Renjun lekat-lekat, setelah itu dia kembali membalikan badannya untuk melanjutkan langkahnya.

"Kenapa kamu diam saja?" Tanya Renjun kembali.

Gadis itu menghembuskan napasnya secara pelan, "Kalian tidak ada hal penting dengan ku." Jawab gadis itu tanpa menoleh.

"Hei, kenapa kamu berbicara begitu?" Kini Jisung yang membuka suaranya.

"Memangnya aku harus menjawab seperti apa kepada orang asing yang tidak di undang." Jawabnya kembali.

Jisung nampak mulai bingung, "Aku bukan orang asing." Jeda Jisung, "yang ada kamu yang orang aneh dan mencurigakan sekali." Lanjutnya.

Gadis dari anak professor kim itu pun menoleh dan kali ini yang di tatap adalah Jisung, "Kenapa kamu mencurigai seorang gadis seperti ku?" Tanyanya.

Tetapi bukan Jisung yang menjawab, melainkan Renjun. "Karena disini tidak ada satupun Zombie dan banyak sekali mayat Zombie dengan luka di kepala, mana ada seorang perempuan bisa membunuh puluhan Zombie tersebut sendirian." Dengan sorot mata yang penuh tanda tanya.

Tangan gadis itu menggaruk lengannya yang tidak gatal, "Lalu apakah aku yang harus membunuh mu?" Ancamnya, "Biar kamu tau seberapa buasnya aku." Lanjutnya sambil mengayunkan tongkat besballnya itu.

Ketika Renjun hendak akan menjawab Ucapan dari gadis itu, suara berat milik Jeno kini terdengar.

"Hentikan itu Sohyun, kamu menakuti mereka."

Renjun langsung menoleh ke arah Jeno yang sedang berjalan ke arah mereka bertiga, "Apa kamu mengenal gadis jadi-jadian ini?" Tanya Renjun.

Jeno menganggukan kepalanya, "Iya aku mengenalnya, dia tetangga ku sekaligus musuh di lapangan." Jawabnya.

"Maksudnya?" Tanya Renjun.

"Dia saingan sekolahku dalam pertandingan besball."

Gadis yang sudah di ketahu namanya itu langsung tersenyum meremehkan Jeno, "Yang kalah tetaplah kalah, otot aja yang gede tapi nyali di lapangan ciut." Ejek Sohyun.

Jeno tidak menjawab lagi, dia lebih memilih melihat sebuah rumah yang di ketahui adalah rumahnya sendiri. Tatapannya begitu sangat kosong dan juga datar, Sohyun yang tahu Jeno melihat ke arah Rumahnya pun kembali membuka suaranya.

"Maaf?" Ucap Sohyun.

"Untuk?" Tanya Jeno dingin.

Sohyun sedikit terdiam, "Karena aku tidak bisa menyelamatkan kedua orang tua mu." Lanjutnya yang langsung meremas kuat tongkatnya itu.

Jeno tersenyum samar, "Tidak apa-apa, kamu tidak perlu meminta maaf karena ini bukan kesalahanmu." Jeda Jeno, "Lalu dimana mereka sekarang?" Lanjutnya.

"Aku sudah membunuh mereka dengan tongkatku, tetapi sebelum itu dia menitipkan sesuatu pada ku untuk diberikan padamu." Jawab Sohyun sambil mengeluarkan sebuah surat dan menyodorkannya pada Jeno.

Z students Onde histórias criam vida. Descubra agora