21 Nam Da Reum ✓

7.4K 1.3K 359
                                    

JADILAH PEMBACA YANG BIJAK! MEMBUAT CERITA TIDAK SEGAMPANG MEMBACANYA!

JIKA ADA TYPO HARAP BERI TAHU!
JIKA ADA KATA2 KURANG PAS SILAHKAN KOMEN!
MENERIMA KRITIK DAN SARAN!
TIDAK MENERIMA KOMENTAR JAHAT ATAU HUJATAN!

TERIMAKASIH!

***

Jeno langsung bangkit ketika melihat siapa yang ada di atas gedung berlantai tiga tersebut, dia sangat mengenali siapa orang berbaju hitam itu. Kedua mata mereka saling bertemu, Jeno menatap dengan mata yang sangat teduh, namun sebaliknya yang di tatap oleh Jeno menatapnya dengan mata yang sangat dingin. Renjun yang melihat Jeno seperti mengenali orang tersebut langsung bangkit, dibantu oleh Mark yang memapahnya karena perut Renjun banyak mengeluarkan darah lagi.

Sedangkan Lucas, dia sudah menodongkan senapannya pada ketiga orang berbaju hitam tersebut, Taehyun sudah tidak bernyawa lagi. Dia tergeletak di atas tanah aspal dengan luka kepala yang terus mengeluarkan darah hitam pekat. Chenle sibuk mengatur detak jantungnya akibat menabrak Taehyun, Jisung sudah di pindahkan oleh Jaemin ke atas mobil truk yang Chenle bawa karena kondisinya semakin parah. Untung saja Jaemin membawa obat bius, jadi Jisung bisa beristirahat sebentar untuk menahan sakitnya yang dia rasakan.

Setelah memastikan Jisung baik-baik saja, Jaemin langsung berlari ke arah Renjun yang sedang berjalan dengan luka yang begitu sangat parah, Jeno masih tetap berada di posisinya tadi. Menatap orang yang entah siapa. Ketiga orang berbaju hitam tersebut langsung menghilang entah kemana, membuat Jeno langsung melihat ke arah sekitar dengan raut wajah yang sulit di artikan.

Hingga sebuah suara kembali terdengar, "Kau mencari ku Lee Jeno?" Tanya orang tersebut yang entah kenapa langsung berada di belakang Jeno.

Tubuh Jeno langsung menegang seketika, dia membalikan badannya. Matanya hampir menetesakn air mata, tetapi dia menahannya. "Kau masih hidup, ternyata benar." Jawabnya.

"Syukurlah jika kau baik-baik saja." Jedanya, "Bagaimana dengan kedua orang tua kita?" Lanjutnya orang berbaju hitam dengan sebuah topi di kepalanya.

Jeno terdiam, dia tidak menjawab lagi. Orang berbaju hitam tersebut tahu jika Jeno tidak menjawab berarti kedua orang tua mereka sudah meninggal. "Tidak selamat ya." Ucapnya dengan sorot mata yang sendu.

"Kau sudah menjadi bagian mereka kan?" Tanya Jeno mengalihkan pembicaraan.

Masih dengan tatapannya yang dingin, orang itu menjawab, "Kau sudah tau jawabnya, tetapi sebelum ini terjadi bukankah kita sering bertengkar dan saling membenci." Ucapnya.

Jeno menggelengkan kepalanya, "Itu salah, aku tidak pernah membenci mu sama sekali Dareum." Jeda Jeno, "Tetapi kamu yang membenci ku, aku tau dulu kita adalah sahabat dekat. Tetapi setelah kedua orang tua kita menikah, kau membenciku kan? Apalagi ketika melihat aku dekat dengan Sohyun, aku tau kau menyukainya tapi jujur Sohyun itu hanya sahabat." Lanjut Jeno.

Orang berbaju hitam yang telah diketahu namanya itu langsung tersenyum miring, "Iya aku membenci mu, sangat membencimu. Maka dari itu sekarang kita adalah musuh, kau sudah menemukan teman yang layak." Ucapnya yang melihat ke arah Renjun yang sedang menatap dareum dengan tatapan elangnya. "Jika dilihat kau sangat nyaman dengan mereka, aku yakin mereka adalah teman, sahabat, sekaligus keluarga yang akan menjadi lebih penting dalam hidup mu." Lanjutnya yang masih menatap Jeno dengan tatapan yang sangat dingin.

Jeno menghembuskan napasnya secara pelan, "Apa maksud mu? Kamu masih sodaraku dan aku akan menyelamatkan mu dengan cara mengelurkan Chip gila itu dari otakmu."

Z students Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz