34 Pagar Besi ✓

4.8K 1K 119
                                    

JADILAH PEMBACA YANG BIJAK! MEMBUAT CERITA TIDAK SEGAMPANG MEMBACANYA!

JIKA ADA TYPO HARAP BERI TAHU!
JIKA ADA KATA2 KURANG PAS SILAHKAN KOMEN!
MENERIMA KRITIK DAN SARAN!
TIDAK MENERIMA KOMENTAR JAHAT ATAU HUJATAN!

TERIMAKASIH!

***

Tim Snowball terlihat sedang memasuki lapangan, dengan Chenle yang mengemudi Tank. Mereka sedang menuju tempat Jeno dan Mark berada, dimana posisi mereka berdua berada di tengah lapang.

Hari mulai semakin sore, sinar mentari yang tadinya begitu sangat menyengat mulai perlahan menghilang. Di gantikan dengan udara yang mulai dingin dengan hembusan angin.

"Lihat bukankah itu Jeno dan Mark." Ucap Sohyun ketika melihat dua orang yang sangat dia kenali.

Jaemin langsung berdiri, melihat ke arah yang Sohyun maksud.
"Tapi sepertinya ada yang berbeda." Kata Jaemin yang merasa aneh dengan posisi Jeno.

"Sepertinya sudah terjadi sesuatu." Jawab Sohyun.

Jaemin mengangguk, "Chenle bisakah lebih cepat?" Ucapnya.

Chenle hanya mengacungkan jempolnya tanpa berucap, kini Tank mereka sudah mulai mendekat dengan posisi temannya berada. Ketika Tank itu berhenti tidak jauh dari tempat Mark juga Jeno berada, dengan buru-buru Jaemin langsung turun. Di susul oleh Sohyun juga Chenle.

Mereka bertiga berlari ke arah Jeno, saat semakin dekat dengan posisi mereka. Terdengar suara isak tangis meski samar-samar, namun setelah dekat suara tangis itu semakin jelas.

Jaemin langsung mempercepat langkah kakinya, kini dirinya langsung terdiam mematung ketika melihat Jeno yang sedang memeluk sodara tirinya Dareum yang sudah tidak bernyawa lagi. Dengan noda darah yang menempel pada baju Jeno.

"A-pa yang terjadi?" Tanya Jaemin yang masih belum bisa memahami situasi.

Mark yang sejak tadi hanya terdiam di samping Koeun juga Sohye langsung bangkit. "Dareum melindungi Jeno dari Code 010." Jawabnya dengan rasa sesak di dada.

Seketika seluruh tubuh Jaemin mendadak dingin, dirinya menatap Jeno yang kini masih tersendu-sendu menangis sambil memeluk sodaranya yang sudah tidak bernyawa lagi.

Sohyun juga Chenle yang mendengar itu hanya bisa terdiam mematung, mereka berdua tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan kedua kaki Sohyun langsung melemas dan hampir terjatuh jika saja Chenle tidak menahan tubuh Sohyun.

Jaemin terlihat mengepalkan kedua tangannya, "Maaf aku telat menolong kalian." Ucapnya sambil menunduk.

Mark menepuk bahu Jaemin, "Ini bukan salahmu dan timmu, ini sudah takdir harus terjadi. Jangan pernah menyalahkan diri sendiri." Jelas Mark.

"Lalu dimana Code 010?" Tanya Sohyun dengan suaranya yang tertahan.

Mark tanpa ragu menunjuk seorang wanita yang kini sedang berdiri sambil menatap mereka dengan senyum penuh kemenangan. Sohyun menatap Code 010 dengan tatapan yang sangat tajam, kedua tangannya mengepal.

Dirinya terlihat mengeluarkan sebuah pistol dari tangannya. Sohyun kini menghadap Code 010 dengan penuh rasa amarah yang memuncak. Kedua tangannya perlahan terangkat ke arah Code 012, dengan sorot mata yang sudah mulai berkaca-kaca.

Code 012 terlihat tidak begitu takut dengan apa yang dilakukan oleh Sohyun, dia terlihat seperti menantang Sohyun.

"Ternyata Pahlawan kesiangan datang!" Ucapnya sambil tertawa.

Z students Where stories live. Discover now