19 Jisung ✓

7.5K 1.3K 428
                                    

JADILAH PEMBACA YANG BIJAK! MEMBUAT CERITA TIDAK SEGAMPANG MEMBACANYA!

JIKA ADA TYPO HARAP BERI TAHU!
JIKA ADA KATA2 KURANG PAS SILAHKAN KOMEN!
MENERIMA KRITIK DAN SARAN!
TIDAK MENERIMA KOMENTAR JAHAT ATAU HUJATAN!

TERIMAKASIH!

***

Di lain tempat, yaitu ruang bawah tanah tempat persembunyian Renjun dan kawan-kawan. Terlihat Renjun yang hilir mudik sejak kepergian Chenle dan timnya itu. Entah kenapa dirinya begitu sangat tidak tenang.

Haechan yang sejak tadi memperhatikan Renjun terus mondar-mandir tidak jelas langsung membuka suaranya, "Hehhhh macan tutul keturunan cabe rawit." Sapa Haechan dan Renjun langsung menoleh.

"Apa hah?" Tanya Renjun.

"Jangan ngegas dong, biasa aja kali lo." Jawab Haechan, "Lo udah kaya pelicin baju aja mondar-mandir terus dari tadi, pusing gue liatnya." Lanjut Haechan.

"Lah bukan salah gue dong kalo lo pusing, itu salah lo yang ngeliatin terus gue!" Ucap Renjun menatap Haechan.

"Mau di liat atau nggak tetep aja keliatan bego, kan gue punya mata."

"Kirain gue lo gak punya mata, soalnya gak bisa bedain mana manusia dan mana hewan."

"Yeuuuuu cabe rawit kalo ngomong kaga bisa di saring!"

"Emang mulut gue penyaringan apa? Bego ko di pelihara sih." Ucap Renjun sambil melempar Haechan menggunakan bantal sofa.

Untung saja Haechan langsung menghindar, jika tidak muka miliknya pasti akan terkenan lemparan batal tersebut.

"Udah punya mulut pedes, emosian, tukang lempar barang, untuk lo ganteng kaya titisan macan kalo nggak udah gue tendang lo ke kutub utara biar dimakan beruang." Jelas Haechan dengan mulutnya yang mengeluarkan kembang api, membuat Jeno yang sejak tadi ada di samping Haechan terkena cipratan air ludahnya itu.

"Bau jigong jir, kamu belum gosok gigi ya Chan?" Tanya Jeno yang mengelap air ludah Haechan.

Dengan polosnya Haechan menganggukkan kepalanya, "Iya, lo tau aja gue belum gosok gigi." Ucapnya sambil cengengesan.

Renjun langsung melempar Haechan lagi menggunakan sebuah selimut yang sudah dia jadikan bola, "Yak! Mandi lo sana, masa lo kalah sama Kambing nya Mark Hyung yang sering di mandiin tiap hari." Jeda Renjun, "Hewan aja mandi masa lo kaga mandi sebagai manusia, mana nggak gosok gigi lagi." Lanjutnya.

"Diem lo macan tutul! Gue udah mandi tapi males gosok gigi." Jawabnya membela dirinya sendiri.

"Alesan aja lo." Kata Renjun yang kini mulai melangkahkan kakinya dan mengambil pistol miliknya itu.

Jeno yang melihat Renjun terlihat terburu-buru langsung bertanya pada Renjun, "Kamu mau kemana?" Tanyanya.

Renjun menghentika langkahnya, "Aku mau menyusul Jisung dan yang lainnya." Jawabnya.

"Gue ikut." Ucap Jaemin yang baru saja keluar dari ruang kesehatan.

"Gue juga." Kini Jeno bersiap untuk mengambil tongkat baseball miliknya itu.

Tetapi terhentikan oleh suara milik Sohyun, "Kalian mau kemana? Menyusul Tim Chenle? Tenanglah kalian tidak perlu terlalu khawatir, aku sudah memasang alat pelacak di jaket milik Jisung." Jelas Sohyun.

"Bagaiman gue bisa tenang ketika sodara gue dan teman satu tim ada di luar sana." Jawab Renjun yang tidak terima dengan ucapan Sohyun.

"Tenanglah, kalo ada apa-apa dengan mereka pasti alat yang aku pegang akan berbunyi karena detak jantung mereka." Jelas Sohyun sambil memperlihatkan sebuah alat seperti ponsel.

Z students Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt