DGMM: 01

5.7K 525 126
                                    

Sebelum mulai, pastikan sudah Vote jika perlu Comment sebagai wujud apresiasi kalian untuk cerita kali ini.

Sebelum mulai, pastikan sudah Vote jika perlu Comment sebagai wujud apresiasi kalian untuk cerita kali ini

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Huang Milan

Aku duduk sebentar di lantai minimarket tempatku bekerja, lutut-lututku sangat lemas karena berjam-jam berdiri melayani pelanggan.

"Milan, aku tinggal ke gudang dulu ya," izin teman sepekerjaku. Aku mengangguk tersenyum mengiyakan dia.

Di rasa ada yang datang, aku langsung berdiri tegak menyambut pelanggan tersebut. "Selamat datang, kami ada penawaran diskon untuk daging kalengnya."

Pria ini tersenyum ramah, lalu seorang anak kecil yang bersembunyi di balik badannya mengintip malu. "Selamat datang," sambutku ramah pada anak tersebut. Tidak lama setelah aku menyambutnya, dia malah meledekku dengan menjulurkan lidah kecilnya.

"Maafkan anakku, dia memang nakal," kata pria yang ada di hadapanku sambil mengacak-acak rambut coklat terang anaknya.

"Ahaha tidak apa-apa," balasku agak kaku.

Lalu dia dan anaknya mulai berkeliling untuk berbelanja.

"Hei Milan, gantilah pakaian dan segera pulang. Sekarang giliran aku, pasti kamu lelah," kata temanku sambil mendorong-dorongku menuju pintu ruang belakang. Memang aku mendapatkan shift pagi sampai sore dan waktuku sudah selesai.

━━━━━️°✨•°🦋°•✨°️━━━━━

Saat sedang asik bermain handphone sambil bersandar di tiang bus, dengan sadar aku mendapati seseorang tengah menarik-narik celanaku. Aku langsung menoleh dan mendapati anak kecil yang tadi bertemu di minimarket.

"Ayok minta maaf," suruh pria yang tadi juga ku temui, dia menuntun anaknya untuk meminta maaf.

Aku tersenyum ramah kemudian berjongkok untuk mensejajarkan tinggiku dan tinggi anak ini.

"My apologizing, Aunty," sendu anak ini sambil membungkukan badan.

Lagi-lagi aku tersenyum, bedanya lebih lebar dari sebelumnya. Aku mengacak-acak rambut anak ini dengan gemas. "Aunty maafkan kamu. Siapa namamu?"

"Hakkun," jawab anak laki-laki ini yang bernama Hakkun. Sangat menggemaskan, ingin rasanya aku mengigit pipi gembulnya.

"Ah Hakkun, Aunty punya sesuatu untukmu."

Aku merogoh tas tangan untuk mengambil permen gagang. Seingatku, aku punya sisa satu permen di dalam tas ini.

Aku memberikan permen gagang susu ekstrak pisang pada Hakkun. "Untuk Hakkun karena sudah menjadi anak yang baik," kataku ramah.

Sepertinya Hakkun sangat senang dengan permen pemberianku. Anak manis ini langsung membungkukan badan berterima kasih dan memakan permennya.

"Anu, Milan. Terima kasih," kata ayah dari anak manis yang sedang mengemut permennya.

"Sama-sama. Milan? Bagaimana kamu tahu?"

Pria ini menutup mulutnya dengan satu tangan sambil menahan tawa. "Kamu belum melepaskan tanda pengenalmu."

Bersamaan dengan ini, bus yang mengantarkan langsung menuju rumahku berhenti. Aku segera membungkukan badan pada seorang pria dan anak manis bernama Hakkun, lalu masuk ke dalam bus.

Dari luar jendela, Hakkun melambai-lambaikan tangannya sambil tersenyum menampilkan deretan gigi kecil yang rapi. Aku balas melambaikan tangan dari dalam bus.

I present this story to you and it's special to  bubblepearlsxt as a form of my honor and love as a writer♡

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

I present this story to you and it's special to  bubblepearlsxt as a form of my honor and love as a writer♡

Thank you and I expect you to be faithful and stay on with this story

[The End] Daddy, Give Me Mom ✖ Moon TaeilDonde viven las historias. Descúbrelo ahora