DGMM: 13

1.6K 297 30
                                    

Sebelum mulai, pastikan sudah Vote jika perlu Comment sebagai wujud apresiasi kalian untuk cerita kali ini.

Sebelum mulai, pastikan sudah Vote jika perlu Comment sebagai wujud apresiasi kalian untuk cerita kali ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ahin diam-diam mengintip ke kamar pribadi ayahnya, pintu kamar tersebut sedikit terbuka memudahkan Ahin meloloskan aksinya.

Ia melihat betapa emosinya pria tersebut. Anak yang baru berusia 6 tahun setengah ini sudah paham apa yang sedang di minum oleh ayahnya. Ahin terus melihat Taeil meneguk alkohol dengan bahu yang bergetar.

Ia menutup mulutnya, sangat terkejut mendapati 1 botol alkohol habis di minum oleh Taeil dan akan membuka yang lainnya.

"Daddy!" teriak Ahin sambil mendorong kencang pintu kamar memaksakan Taeil untuk memberhentikan aksi minum-minum.

Wajah Taeil memerah dengan mata sayu, ia masih sempat-sempatnya tersenyum. "Ahin mengintip ya," kata Taeil berusaha menyembunyikan botol alkohol yang dia pegang.

Alis tegas Ahin berkerut. "Daddy lampiaskan semua dengan ini?" tanya Ahin merebut botol yang ada di balik tubuh Taeil.

Kemudian ia memeluk ayahnya. "Seharusnya cegah Aunty, bukan minum-minum seperti ini! Daddy terus mengalah, sama seperti dulu saat mommy berselingkuh dengan uncle Jaehyun."

"Daddy mengapa sangat payah? Pecundang!" ujar Ahin.

━━━━━️°✨•°🦋°•✨°️━━━━━

Huang Milan

Ddrrtt... Drrtt...

Tiba-tiba ada panggilan masuk di saat aku sedang berkonsentrasi menata rambut.

Jaehyun menelponku dan teringat kita berdua akan pergi mengunjungi wisata terkenal di Berlin.

"Sudah siap?"
Aku menggigit jariku sambil mendesah kecil. "A-aku belum, belum siap," aku takut sekali kalau Jaehyun akan kesal karena menungguku.

Di ujung panggilan terdengar suara kekehannya yang sangat khas. "Tidak apa-apa, aku akan menunggumu."
"Maafkan aku, tunggu 5 menit akan selesai."
"Ah, aku akan menunggumu, nyonya. Hahahaha..."

Setelah mematikan panggilan, aku langsung menjerit tidak bersuara. Lalu bertekad untuk merias diri sebaik mungkin.

Yah, belum sampai 5 menit, semua sudah beres. Tinggal memakai heels dan menemui Jaehyun.

Sebelum keluar aku menghembuskan napas untuk menghilangkan kegugupanku. Awalnya aku kira Jaehyun akan menungguku di lobby, ternyata dia bersandar di sebelah pintu kamar hotel sambil memilin bahan di lengannya.

Tiba-tiba saja aku merasa malu sekaligus tertegun dengan ketampanannya.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Jaehyun sambil mengintip wajahku yang kututupi.

"Tidak apa-apa," jawabku kaku.

Kemudian Jaehyun menggandeng tanganku. "Kita naik taksi, tidak apa-apa 'kan?" aku hanya mengangguk, menyerahkan semuanya pada Jaehyun. Karena menurutku Jaehyun sudah berpengalaman pergi jauh-jauh.

Tidak butuh waktu lama, ya sekitar 15 menit kami berdua sampai di depan alun-alun megah.

Aku nyaris menjerit melihat betapa mengagumkannya pemandangan yang aku lihat sekarang.

Jaehyun langsung menarik tanganku agar aku mendekat padanya. "Jangan jauh-jauh dariku, di sini sangat ramai," katanya.

Aku masih melamun, melihat 3 gedung besar yang cukup antik dan bersejarah. "Kamu suka?" tanya Jaehyun membuyarkan lamunanku.


Sungguh aku tidak bisa berkata-kata lagi melihat pemandangan indah dengan gedung-gedung bersejarah di kota Berlin. Di depanku sudah ada bangunan Gendarmenmarkt dengan 3 gedung yang sangat menawan.

Tiba-tiba Jaehyun menggandeng tanganku membuatku terkejut. Seketika tubuhku merasakan hangat. Memang udara lumayan dingin meskipun sinar matahari menerpa, tetapi karena sentuhan Jaehyun aku jadi merasakan hangat.

"Mau jalan-jalan sebentar atau makan siang?"

Aku bergeming memikirkan tawaran Jaehyun, kebetulan aku lapar. "Aku pikir kita makan siang dulu. Hitung-hitung untuk mengisi energi," jawabku semangat.

Jaehyun tersenyum sambil memiringkan kepala, mensejajarkan wajahnya dengan wajahku. Apa aku terlalu pendek, aku jadi malu.

 Apa aku terlalu pendek, aku jadi malu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[The End] Daddy, Give Me Mom ✖ Moon TaeilWhere stories live. Discover now