30. Healing

2.5K 416 60
                                    

Satrio bawa mobil Regina yang isinya Jevan, Wendy dan Regina ke rumah sakit terdekat. Rumah sakit terdekat disana ya rumah sakit tempat Jevan bekerja.

Saat sampai disana Jevan dibopong ke ruang IGD dengan Satrio, dan Wendy juga dibawa ke IGD tapi menggunakan brankar karena belum sadar dari pingsannya tadi.

Mereka tidur dipisah brankar, jaraknya gak sampai 2 meter, tapi rasanya bagi Jevan jauh banget.

Perawat yang nanganin Jevan aja kaget karena pasiennya dokter di rumah sakit ini sama istrinya.

Sementara Regina dan Satrio lagi duduk di kursi yang gak jauh dari Jevan ngelihatin Jevan dengan tatapan mengintimidasi. Bayangin aja dua orang serem ini ngeliat Jevan, Jevan jadi mau musnah aja dari Bumi.

Perawat udah ngasih penanganan awal untuk keadaan Jevan. Luka di wajahnya udah ditutup kapas juga kain kasa dan tangannya udah diperban karena sobek. Sementara tulangnya setelah di rontgen puji tuhan gak menunjukan tanda-tanda patah, padahal udah beberapa kali di tendang di beberapa bagian tubuh sama suaminya Yuni.

Untuk pertama kalinya Jevan malah takjub sama dirinya sendiri yang gak patah tulang karena dihajar bertubi-tubi, tapi malah dengan gampangnya sakit cuma karena perubahan cuaca.

Satrio bilang ke Regina mau ke ruangan bersalin buat cek keadaan Yuni dan Regina tetep stay di ruangan yang sama dengan Jevan.

Regina ngelipat kedua tangannya di depan dada sambil ngelihat Jevan.

"Unbelievable" cuma itu kata yang meluncur dari mulut Regina karena takjub. Takjub ngeliat Jevan dan takjub karena efek yang gak sengaja keseret karena berurusan sama mantannya.

Jevan masih diam, masih bingung sebenarnya dengan apa yang terjadi satu jam yang lalu. Dia sendiri gak tahu masalah apa yang diributkan di toko bunga Yuni. Yang dia ingat dia cuma marah banget karena Wendy ditampar dan Yuni ditendang suaminya Yuni.

"Marco" Regina nyebut satu nama dan Jevan cuma ngernyit.

"Suami Yuni, kasusnya penggelapan uang, perjudian dan perdagangan illegal. Dia juga pemakai dan ada dalam DPO" Sambung Regina. Terlalu banyak informasi yang bahkan Jevan sendiri belum tahu. Jevan cuma tahu wajah suami Yuni, bahkan namanya aja baru tahu barusan.

"Nganga nganga aja, lo serius nolongin Yuni apa enggak sih bang? Nama suami Yuni dan kasusnya aja lo sampe enggak tahu. Gimana mau nolongin" Omel Regina ke Jevan.

"Niat gue memang mau nolongin dia, tapi waktunya belum tepat. Yuni hamil tua dan gue pengen cari tahu soal suaminya sehabis lahiran. Dan gue gak nyangka suami Yuni se-probleamtic itu" bales Jevan.

Regina ngelus dadanya sebelum lebih naik pitam lagi.

"Lo beneran bang Jevan dokter terbaik di rumah sakit ini gak sih? Sumpah lu tu ya jadi orang gak usah tinggi-tinggi gengsi. Lo punya temen tolong dimanfaatin, bukan jalan ngambil keputusan sendiri. Ini efek lo terlalu lambat nanganin masalah. Lo liat istri lo disamping pingsan karena kaget dan mantan lo sampe pendarahan. Kalo ga ditolongin bentar aja itu si Yuni itu udah mati mungkin ditangani suaminya" Omel Regina.

Jevan nahan napasnya, sebenarnya mau marah disalahin sepihak kayak sekarang. Jevan awalnya memang ada niat buat minta tolong ke temen-temennya, tapi mungkin kalo mereka dengar nama Yuni mereka jadi males karena Yuni orang yang bikin Jevan sempat hancur.

Pasti temen-temennya pada bilang

"Oh yaudah biarin aja, karma itu"

Jevan udah terlanjur berekspektasi jelek di awal.

Regina udah males ngomel-ngomel, jadi pengen nanyain hal lain ke Jevan.

"Lo sama Wendy mau gimana?" tanya Regina.

𝘼𝙗𝙤𝙪𝙩 𝙉𝙤𝙬 - Jae Wendy✅Where stories live. Discover now