0.8,Rival...yakin?

2.3K 319 6
                                    


Brugh!

"Akhs!!"

Menoleh.

Semua pasang mata melotot besar.

Soobin,Haechan dan Beomgyu hendak berlari ke tengah lapangan.

Namun,Na Jaemin telah terlebih dahulu mendahului mereka.

Dengan panik berlari dan berjongkok dihadapan Renjun yang tengah meringis kesakitan .Akibat tersandung kakinya sendiri.

"Kau tidak apa-apa?" Tanyanya lembut, Jaemin tak sengaja menyentuh lutut Renjun yang berdarah.
Renjun meringis.

"Sakit ..Jaemin" Renjun merengek.

"Maaf!,sini aku bantu kamu pergi ke UKS" Jaemin lantas memutar tubuhnya hingga berjongkok memunggungi Renjun yang menatap punggung Jaemin dengan tatapan polos.

"Apa?" Renjun mengerjap, memiringkan kepalanya kekanan. Menatap wajah tampan Jaemin dari samping yang menoleh.

"Naik Renjun, aku gendong" Gemas Jaemin.

Menarik tangan kanan-kiri Renjun lembut, untuk dia kalung kan ke lehernya.

Entah sadar atau tidak.Renjun mengembangkan senyumnya.

Menumpu dagu di atas pundak Jaemin dengan wajah yang menghadap ke wajah Jaemin yang nampak begitu cemas.

-

"Senang melihat  mereka seperti itu"

Yeonjun,yang entah dari mana datangnya. Bercelatuk. Berdiri dibelakang tubuh Soobin dan Haechan hingga membuat kedua pemuda manis itu terkejut setengah mati.

Berputar cepat, Haechan dan Soobin kompak melayangkan pukulan sayangnya kekepala Yeonjun yang seketika mengaduh kesakitan.

Beomgyu tertawa.

_

"Lain kali lebih berhati-hatilah"

"Akhs!! Sakit Jaemin!" Renjun mencengkram sedikit kuat pundak Jaemin yang kini tengah sibuk membersihkan luka lecet di lututnya yang sedikit mengeluarkan darah.

"Jika Mama Winwin sampai tau,kita semua pasti akan kena imbasnya"

"Ya makanya... Jangan di beri tau Jaemin!!"

Renjun cemberut.

Memejamkan matanya ketika Jaemin meniup lembut luka lecetnya yang kini sudah terbalut perban.

Rasanya begitu nyaman, dan hatinya menghangat.

Renjun menatap Jaemin yang masih fokus meniupi lukanya.

   

Ah..sudah berapa lama kita tidak terlibat dalam keadaan yang seperti ini?

Sudah sangat lama kan?

Jika boleh jujur, aku merindukan masa-masa indah kita dahulu Nana....

Tetapi.....

Renjun menghela nafas lirih.
Menatap sendu pada Jaemin yang kini tengah sibuk merapikan semua peralatan obat yang tadi dia ambil dan menaruhnyaketempat semula.

"Beristirahat lah disini dengan tenang, aku akan meminta izin pada Kim Saem.Kalau kamu sedang sakit dan sedang beristirahat di UKS"

Renjun hanya mengangguk pelan.

Jaemin tersenyum lembut, tangannya ter-ulur mengusap puncak kepala Renjun.

"Lain kali jangan terluka lagi,Ok?"

Renjun hanya mengerjap pelan.

"Aku harus kembali ke kelas, nanti Soobin dan Haechan akan datang menjemputmu-"

Jaemin tersenyum kecut di akhir kalimatnya.

Dan Renjun menampilkan wajah kecewanya ,walau tak begitu nampak.

Sebisa mungkin, Renjun menormalkan ekspresi wajahnya.

"Baiklah, aku pergi"

Dan Renjun hanya termenung di tempatnya.
Dengan tatapan nanar menatap pada pintu UKS yang baru saja tertutup, dan menghilangkan sosok Jaemin.


Hatinya terasa kosong.

Renjun merasa sangat kesal,marah dan juga membenci keadaannya yang sekarang ini.

Bukan! Bukan karna dia yang tadi terjatuh memalukan di tengah kegiatan olahraga.

Ada hal lain.

Ini tentang mengenai hubungannya dengan Na Jaemin yang dahulunya begitu indah dan baik-baik saja. Kini____entah dimulai dari mana dan entah kenapa semua telah berubah dalam satu malam.

Renjun benci dengan keadaannya ini.

Renjun benci terus-menerus memasang topeng angkuh nya setiap kali dia bertemu tatap dengan Na Jaemin.

Renjun benci berpura-pura kuat hanya untuk memperlihatkan pada Jaemin yang dia sebut sebagai Rivalnya.
'Dia tidak lemah,dia kuat dan pantas untuk di cintai dan di kagumi oleh banyak orang'

Berbicara tentang Rival.

Renjun jadi merenung-berpikir.

Benarkah kita ini Rival? Nana~ya?

Apa iya?

Apakah bisa di sebut Rival ? Disaat kita sakit atau sedang mendapatkan suatu masalah. Secara diam-diam kita akan selalu membantunya tanpa sepengetahuannya?

Tidak.

Cih...

Tentu saja tidak!,Renjun tertawa sumbang di tengah keheningan nya.

Karena nyatanya....

Perasaan itu masih ada.

Dan Renjun menyadari itu.

Tidak ada yang berubah dari rasa sayang dan simpati nya,. Bahkan mungkin perasaan itu semakin bertambah besar. Tetapi...

Keadaan mereka tidak dalam baik-baik saja.Untuk sekedar membiarkan perasaan'itu' semakin berkembang besar.

Jaemin dan Renjun, Kini bukanlah orang yang sama lagi.
Mereka sama -sama memiliki ego dan keegoisan meraka masing-masing.Yang --hingga sampai saat ini.
Masih berdiri kokoh membatasi keduanya. Terutama untuk Huang Renjun.

Ego dan harga diri yang Renjun jungjung tinggi-tinggi itu, telah mengalahkannya .

Membiarkan perasaannya dia kubur dalam-dalam di dalam lubuk hati.

Walau mungkin, jika saja___,

Suatu hari nanti, salah satu saja di antara Jaemin ataupun Renjun mau!!

Untuk bersedia menekan ego dan membiarkan hati dan perasaan yang berkerja.

Mungkin semua akan menjadi lebih baik.

Ya...mungkin.



😞



  

  

BEAUTIFUL TIME{JaemRen} ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang