Angel #14

10.3K 1.6K 128
                                    

Satu-satunya malaikat yang datang saat itu adalah sang Ibu

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Satu-satunya malaikat yang datang saat itu adalah sang Ibu




...



Pesta kecil itu menjadi dingin tanpa adanya tawa yang tulus. Jaemin memandang semua anggota keluarganya dengan tatapan lesu. Dia sedang berulang tahun tapi tidak ada yang terlihat bahagia hari ini. Bocah yang baru saja berusia enam tahun itu pun dirundung kekesalan yang besar.

"Nana, selamat ulang tahun sayang!" Sang ibu memeluk Jaemin erat, menyembunyikan matanya yang mulai buram.

Goongmin tersenyum miris di samping mereka. Kehangatan yang bisa dia dapatkan dari dua makhluk yang paling dikasihinya di seluruh dunia mungkin akan terhenti sebentar lagi. Melihat istri dan anaknya saling memeluk penuh cinta membuat hatinya berdesir pilu. Mungkinkah ini yang terakhir? Batin-nya berteriak.

"Ibu! Kenapa tidak ada kue? Nana kan mau kue." Rengekan manja Jaemin membuat Yoona melepas pelukan-nya, setengah tidak rela.

Wanita itu langsung membubuhkan senyumnya saat berhadapan dengan sang putra. Senyum yang penuh ketulusan dari seorang ibu pada buah hatinya. Air mata yang sejak tadi ditahan pun turun begitu saja. Hati ibu itu sedang kesakitan sekarang, takut pada kehidupan anaknya yang mungkin akan jauh berbeda.

Itu pun jika Jaemin masih hidup.

"Ibu kenapa menangis? Ibu sedih karena Nana mau kue? Nana tidak jadi mau kue kok, tidak masalah!"

Jemari mungilnya mendarat di pipi sang ibu, dihapusnya air mata di sana penuh perhatian. Jaemin mencintai ibunya lebih dari kue ulang tahun. Itu adalah isi pikiran si omega yang polos. Yoona terisak, suaranya sangat menyakitkan untuk didengar. Semua orang di ruang itu ikut meratap melihat adegan menyesakkan dari sepasang jiwa yang dulu menjadi satu, seorang ibu dan anaknya.

"Nana, janji pada ibu untuk selalu jadi anak yang baik, ya?" Wanita itu menjulurkan kelingkingnya di depan Jaemin. Dan kelingking lain yang lebih mungil pun menyambutnya.

"Nana janji!" katanya dengan senyum amat cerah. Yoona menangkup pipi gembil bocah itu, mengecup keningnya lama dalam tangis yang masih berderu.

Dan di dalam hatinya, rapalan doa terpanjat demi keselamatan Jaemin. Dia rela jika dirinya harus mati mengenaskan, asal anaknya bisa selamat. Dia rela tubuhnya terbakar hidup-hidup, asal anaknya masih menghirup udara dengan baik. Dia rela, dia rela dikutuk menjadi makhluk menjijikkan. Asal anaknya masih bisa menerima banyak kasih sayang, meski bukan darinya.


"Tuhan, tolong selamatkan anakku dari semua mara bahaya yang akan datang. Aku siap menerima segala konsekuensi yang ada. Tapi aku mohon, jangan libatkan Jaemin, dia tidak berdosa. Tolong lindungi anakku yang malang ini, tolong kirimkan satu malaikatmu untuk menjaganya. Aku akan mati sebentar lagi, jadi kutitipkan dia bersama semua doa-doaku. Aku mohon Tuhan, aku sangat mencintainya."

GrimmDonde viven las historias. Descúbrelo ahora