Alpha #17

9.6K 1.3K 660
                                    

Karena aku adalah Alpha-mu, yang rela bermandikan darah asal kau tetap utuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena aku adalah Alpha-mu, yang rela bermandikan darah asal kau tetap utuh. 

Yang rela dihujam massa asal kau tak terjatuh.





...





Heat.

Sebuah mitos masa lalu yang sebenarnya tidak pernah dipercaya oleh Jaemin. Omega itu menganggap bahwa konsep waktu tertentu untuk meningkatnya birahi adalah hal yang tidak masuk akal. Apalagi istilah itu diperjelas sebagai keinginan Omega untuk dibuahi.

Saat dia masih bersama Klan Emorte, tidak ada dorongan gairah yang muncul secara tiba-tiba. Padahal dia dikelilingi oleh delapan Alpha lajang dan satu Alpha lanjut usia. Entah mengapa feromon mereka tidak pernah bisa membuat Jaemin tertarik. Dan kehidupan bertahun-tahun bersama Emorte itulah yang membuat Jaemin yakin bahwa heat hanya omong kosong belaka.



Setidaknya sampai hari ini.

Setelah tidak bisa tidur selama beberapa jam, Jaemin merasakan hawa panas melingkupi tubuhnya. Selimut sudah dia tanggalkan, bahkan celana sudah dia lepas sejak tadi, tapi panas itu malah semakin menjadi-jadi.

Bayang-bayang tubuh Jeno yang kemarin dilihatnya secara terang-terangan pun muncul begitu saja. Tentang tubuh sang Alpha yang berotot, tentang perutnya yang terbentuk, dan juga tentang satu objek yang sangat dibutuhkannya saat ini.

Air liurnya mentes sampai leher, dadanya memerah karena gesekan dari tangannya sendiri. Dan satu objek di bawah sana telah mengacung tegak sejak tadi.

"Apa yang terjadi padaku?"

Dia menggeliat membuat kain penutup ranjang menjadi berantakan. Suara lenguhan mulai keluar dari bibirnya, dan feromon sudah menyebar ke seluruh sudut ruangan.





Para Alpha yang sedang berkumpul di ruang tamu mencium sweet alyssum yang tidak biasa. Feromon yang paling mereka kenal itu membuat titik birahi pun ikut meningkat drastis. Pusing menyerang sebentar, lalu mereka saling menatap secara bergantian. Kilat merah mengisi pupil mata masing-masing, ibarat sinyal undangan untuk bertengkar.

"Aku yang tertua, aku yang masuk lebih dulu!" Jaehyun berkata dengan nada tegas, beserta geramannya yang sangat khas.

Jisung mendengar itu langsung berdiri dan berkacak pingang. "Lalu maksudmu aku yang masuk terakhir?" tanya Alpha muda itu sengit.

GrimmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang