Mount Treton #27

4.9K 625 186
                                    

Kaki gunung Treton membentuk pecahan batu raksasa yang diisi oleh mata air

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaki gunung Treton membentuk pecahan batu raksasa yang diisi oleh mata air. Dikelilingi hutan belantara yang gelap dan tak pernah bertemu dengan sinar mentari.

 Kisahnya dianggap kelam, penuh kutukan berdarah. Pada nyatanya, hidup di sana menjadi satu-satunya cara untuk bahagia.










...










Gunung Treton adalah satu dari tujuh gunung yang terhubung menjadi satuan cincin api di Tritan. Gunung kelima dari arah Selatan itu belum pernah memuntahkan magmanya keluar. Ukurannya yang paling raksasa membuat banyak warga memilih menjauhi gunung itu sebagai pemukiman. Oleh karena itu, di kaki-kaki gunung Treton hanya ada hutan dan aliran sungai.

Banyak mitos kelam yang beredar dari mulut ke mulut. Sebuah larangan untuk mandi di hulu sungai karena banyak kutukan yang berdiam di puncak mata airnya. Namun, sebagai seorang keturunan Grimm yang telah ditempa sejak kecil, Donghae tentu tidak percaya.

Pria yang kini menjadi ayah dari seorang anak berumur empat tahun itu sering mengunjungi hulu sungai untuk bertemu dengan siluman air. Dia sudah menjadi sahabat dari makhluk itu sejak kedatangannya ke hutan untuk membangun rumah baru.

Dan nyatanya mitos itu memang terbukti salah. Pria Lee telah berkali-kali mengambil air di sungai, mandi atau hanya sekedar duduk diam di tepinya. Dan dia selalu pulang dalam keadaan baik-baik saja, tanpa adanya kutukan yang ikut menyertai.



"Kapan kau akan mengajak anakmu kemari?" tanya siluman air yang kini bersandar di atas batu sungai.

Donghae yang saat itu sedang menangkup air di telapak tangan pun menolehkan kepalanya.

"Masih belum, dia terlalu kecil untuk bertemu denganmu," balasnya dengan senyum.

Siren itu menurunkan tubuhnya dari atas batu, lalu berenang mendekat hingga berjarak satu meter dari tempat Donghae duduk.

"Memangnya kenapa? aku yakin dia anak yang pemberani dan kuat," kata siluman air dengan mata berpendar cantik.

Donghae tertawa kemudian membalas, "Maksudku dia masih terlalu kecil untuk kau beri tahu tentang takdir. Takdirnya terlalu gelap dan rumit untuk jiwanya yang masih begitu polos."

Pria tampan itu termenung, menatap bebatuan kecil di sampingnya dengan sendu. Dia begitu sedih menghadapi takdir anaknya sendiri, tidak tega dengan semua kesulitan yang akan dihadapi sang putra.

"Tapi, bagaimana jika takdir mempertemukan aku pada Jaemin lebih dulu?"

Kening Donghae mengerut, alisnya menyatu tanda heran.

GrimmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang