The Day With You

160 26 37
                                    

Yang di atas itu castnya Miracle Shine❤️

* * *

Menonton bioskop dengan Alvaro. Hal yang belum pernah terjadi dalam hidupku. Jika menonton bioskop bersama Albert aku sudah pernah, lima kali kalau tidak salah. Sebenarnya aku sedang tidak ingin kemanapun, tetapi menurutku menonton bioskop bersama Alvaro seperti kesempatan yang langka dan aku tidak ingin menyia-nyiakannya. Anggap saja ini adalah kencan pertamaku dengan Alvaro.

Kini aku dan Alvaro berada di perjalanan menuju Mall. Sedari tadi tak ada yang membuka suara. Tanganku sibuk mengganti frekuensi radio mobil ini, sedangkan Alvaro sibuk dengan kemudinya.

Alvaro terlihat tampan dengan celana jeans hitam panjang, baju hitam polos, ditambah kemeja biru kotak-kotak yang tidak dikancing, serta sepatu sneakers. Tak lupa, sepertinya Alvaro memakai jam tangan baru, aku baru melihatnya hari ini.

Sedangkan aku memakai celana jeans biru navi, baju abu-abu lengan tiga per empat, serta sepatu sneakers. Aku tidak membawa tas selempang, karena aku memang tidak pernah membawa tas jika hang out-aku tidak suka ribet.

Alvaro memarkirkan mobilnya di basement. Alvaro keluar mobil lalu membukakanku pintu mobil. Hei! Pria ini kenapa? Biasanya dia selalu membiarkan aku membuka pintu mobil sendiri. Alvaro menggenggam tanganku sepanjang jalan menuju bioskop.

"Genre apa?" tanya Alvaro tanpa melepas tanganku.

"Fantasi."

"Adanya romance dan horor."

"Hor-"

"Romance aja." potongnya.

Kami membeli tiket lalu memasuki bioskop. Alvaro memilih kursi paling pojok. Lampu mulai dimatikan dan film pun dimulai.

Di tengah pemutaran film tiba-tiba Alvaro membawa tanganku ke pangkuannya, dia mengelus-elus tanganku lembut. "Gue senang di dekat lo." bisik Alvaro tepat di telingaku.

Kutatap bingung Alvaro. Seakan meminta penjelasan atas ucapannya barusan. Alvaro tersenyum menanggapi dan kembali fokus pada film.

Aku merutuki diriku, seharusnya aku mengatakan hal yang sama pada Alvaro. Bukan malah bertanya dengan tatapan seperti itu. Perkataan Alvaro tadi berarti bahwa dia tidak ingin aku jauh darinya, bukan? Otakku terus bekerja memikirkan perkataan Alvaro.

Sampai film selesai aku masih memikirkan perkataan itu. Jika ditanya apa saja kejadian dalam film, aku tidak bisa menjawab karena aku tidak menyimak film itu, aku sibuk memikirkan pria yang menggenggam tanganku ini.

"Shine, photo booth, yuk!" seru Alvaro saat keluar dari bioskop.

"Ayo!"

Kami menuju tempat photo booth dan memasukinya. Aku dan Alvaro tersenyum ke arah kamera.

"Maaf," ucap Alvaro lalu merangkul bahuku. Aku hanya tersenyum lalu mengangguk.

Setelah bergaya sebanyak dua belas kali kami keluar dari tempat itu. Alvaro kembali menggenggam tanganku. Aku memegang satu foto dan Alvaro juga memegangsatu foto. Kami bergaya sebanyak dua belas kali dan hanya menghasilkan dua lembar foto? Astaga...

Aku tersenyum, akhirnya aku dan Alvaro bisa foto bersama. Aku akan menyimpan foto ini di bingkai dan menaruhnya di nakas. Jika dilihat-lihat, gaya foto Alvaro di foto ini sangat lucu. Gaya pertama kami tersenyum, gaya kedua dia merangkul bahuku, gaya ketiga dia mencubit pipiku, dan seterusnya.

"Lapar, gak?" tanya Alvaro.

"Enggak."

Alvaro membawaku ke restoran cepat saji yang berada di Mall ini. Aku bilang aku tidak lapar, dia malah membawaku ke sini. Aku tidak bisa menjamin bahwa aku nanti tidak akan makan. Karena perutku tidak tega melihat makanan yang menggoda, rasanya aku ingin makan saja.

Story About Miracle [ON GOING]Where stories live. Discover now