00

7.5K 429 14
                                    


Birmingham city, Inggris
Bus stop, 10.00 am
27 December 20XX

Vachirawit Chivaaree, seorang pria berkebangsaan Thailand yang sedang menjalankan student exchange di Birmingham, kota metropolitan West Midlands. Pria yang kerap dipanggil Bright itu mengeratkan mantel tebalnya. Cuaca dingin akhir tahun menusuk kulit kecokelatannya yang memerah.

Birmingham pagi itu menyembunyikan matahari dibalik awan tebal, membuat pukul sepuluh pagi terasa seperti petang hari. Bright mengusap kedua tangannya yang membeku. Sepasang mata legamnya tertuju pada sebuah toko kecil bernuansa vintage. Lengkap dengan seorang perempuan paruh baya yang sudah menanti kehadirannya.

Kring... Kring...

"Ah, datang juga kamu, Bright."

Bright tersenyum simpul, membuat wajah blasternya terlihat semakin menarik.

"Pagi, Nona. Bagaimana kue ulang tahunku?"

Alih-alih menjawab, Nona mengeluarkan dua kotak berukuran besar. Membuat dahi Bright berkerut menatapnya, "Aku hanya pesan satu, bukan?"

"Ya. Yang satu ini milik seseorang- ah, aku tidak ingat namanya. Ia sedang ke toko buku di seberang. Katanya akan kembali lima belas menit lagi."

Bright hendak mengatakan sesuatu ketika benda di sakunya bergetar. Nona mengangguk mengizinkan ia menjauh untuk menerima panggilan. Mata Bright menyipit saat kedua sudut bibirnya terangkat melihat layar ponselnya.

"Sawadee krub, ma."

"Sawadee, Bright."

Senyum hangat tidak sedetikpun luntur dari wajah Bright setiap ia berbicara dengan ibu kandungnya. Mengucapkan selamat ulang tahun dan bertukar kabar sudah menjadi hadiah terbaik di ulang tahun ke dua puluhnya ini.

Kring... Kring...

Seorang pria bertubuh jangkung dengan wajah putih bersih melangkah masuk. Nona yang mengingat wajah anak muda tampan itu hanya tersenyum lebar. Ia sedang sibuk mendekorasi kue, tidak bisa menghampirinya.

"Tidak apa, Nona. Saya ambil kue milik saya ya. Terima kasih banyak, Nona."

Nona mengangguk dengan senyum, tidak menyadari jika pelanggannya baru saja mengambil kotak yang salah. Nona kembali asik menghias kuenya saat Bright selesai menelepon dan kembali untuk mengambil kuenya. Bright membiarkan Nona lalu melirik ke dalam kotak kuenya.

Dahinya mengerut tipis, menyadari sesuatu yang ganjal.

"Shit, ini bukan kue milikku!"

Membaca situasi, Bright meliarkan matanya. Terpaku pada sosok bertudung hijau yang baru saja keluar dari toko kecil itu. Tangannya meraih paperbag kuenya sebelum berlari cepat keluar. Birmingham yang amat dingin tidak mencegah warganya untuk menikmati akhir tahun.

"Hei! Kamu yang bawa kue- duh!"

Bright berkali-kali meminta maaf saat pundaknya yang lebar membentur orang lain. Mata tajamnya dapat melihat jelas dua insan yang bernaung di halte bus. Salah satunya adalah pria bertudung hijau yang menggenggam paperbag yang sama dengannya.

Pelican crossing masih berwarna merah terang, Bright terpaksa menunggu untuk menyeberang. Tatapan gelisahnya tidak lepas dari kedua insan di seberang. Perhatiannya teralih saat menemukan bus merah yang sedang menuju ke arah halte bus.

"No. No. Mohon jangan dulu naik- HEY, GREEN GUY!"

Argh.

Saraleo.

Bus merah mencolok bertingkat itu berlalu cepat. Bright tidak akan mungkin bisa mengejarnya. Kini pria dua puluh tahun itu hanya bisa menatap lesu bus yang sudah menghilang di pertigaan.

"Cheese cake-ku."

*****


Pemuda jangkung berkulit pucat itu tersenyum riang saat tubuh tingginya berhasil duduk beristirahat di bus. Melepas masker wajahnya, tangannya yang menggenggam erat paper bag akhirnya terbebas. Kedua bola mata cokelat jernih itu melirik kue ulang tahun di dalamnya.

"Aih!"

Pria berambut pirang di sampingnya menoleh, menatap wajah cengo yang sedari-tadi tak berhenti tersenyum. "Kenapa?"

"Kita sepakat untuk beli kue red velvet, kan, Luke?"

Luke mengangguk cepat. "Kenapa?"

"Astaga Luke.."

"Kenapa, Win?"

"Sepertinya aku salah memesan..."

Luke membulatkan kedua matanya sebelum menarik paperbag di tangan Win. Mendengus sebal lalu memelototi Win yang hanya menyengir lebar. Berkat kecerobohan seorang Win Metawin, rencana kejutannya hampir gagal.

-><-

Through & Through [REVISION]Where stories live. Discover now