Metawin adalah manusia ter-ordinary yang pernah Bright temui. Semenjak keluarganya pecah, Bright merubah banyak bagian dari dirinya. Ia menjadi lebih pendiam dan tertutup. Sehari-harinya hanya sibuk melukis dan mendengarkan musik. Enggan bersosial kecuali dengan kedua temannya, Jumpol dan Tawan.
Bright tidak pernah mengizinkan siapapun masuk ke dalam kamarnya, hingga rumah kosong di depannya terisi. Hingga bangku kosong sekolah di sampingnya terisi. Hingga bocah bermata cokelat yang hobi menulis itu mengisi balkon yang menghadap lurus dengan jendela kamarnya. Hingga mata mereka bertemu untuk pertama kalinya.
Saat Win Metawin hadir, hidup Bright mulai kembali berwarna.
Bocah dengan kaus biru kesukaannya itu selalu menarik perhatian Bright. Win yang baik hati dan manis. Selalu menyisakan bekalnya untuk kucing di pertigaan jalan pulang. Memilih bersepeda ke sekolah daripada membuang bensin. Menyiram tanaman secara rutin. Win bocah yang pintar dan cerdas.
Hingga saat benteng Bright mulai runtuh, Bright menyelami dunia seorang Win Metawin. Bagaimana Win menjalani hidup dengan rapih, terencana dan tenang. Win yang diam-diam puitis dan gemar menulis sajak. Win adalah orang terakhir yang akan panik jika sesuatu yang genting terjadi.
Rupanya, malam ini, Bright melihat sisi Win yang lain untuk pertama kalinya.
Win yang tidak berdaya.
Rasa takut akan ketinggian Bright meluap. Perhatiannya terfokus pada bahu Win yang naik turun dengan cepat. Win memiliki sistem pernafasan yang baik, tidak ada riwayat asma. Satu-satunya kemungkinan di otak Bright hanya satu, panic attack.
"Win!"
Bright dengan cepat meraih tubuh Win sebelum rubuh. Wajah bersihnya seputih kapas, membuat Bright memutar otak untuk membantu.
"Dimana inhaler mu?"
Win menggeleng cepat. Tangannya mencengkram kerah mantel Bright dengan erat. Menatap wajah khawatir Bright yang lurus memandangnya. Menghela nafas berat, Bright melepas mantelnya.
Membawa Win ke dalam dekapannya lalu menutup tubuh Win dengan mantel tebalnya. Bright memejamkan matanya saat merasakan nafas Win yang terputus-putus di dadanya. Di dalam kepalanya, Bright bertanya-tanya sejak kapan Win mengalami ini.
Setelah merasakan cengkraman Win yang melemah, Bright menarik mantelnya perlahan. Hatinya merasa sakit saat menemukan Win dengan wajah kesakitan. Syukurnya, nafas Win telah kembali normal. Bright menyandarkan dagunya pada puncak kepala Win, satu tangannya sibuk mengusap lembut punggung Win.
"Tenanglah, Win. I'm here."
*****
Win merasa seperti merusak tiga puluh menit berharganya di London Eye. Dengan tangan penuh menenteng belanjaan, Win membuka sandi pintu flat Bright. Melangkah masuk membiarkan empunyanya tertinggal di belakang. Ia baru saja membeli beberapa potong pakaian untuk tinggal lebih lama disini.
Bright menginjakan kaki saat Win sudah lebih dahulu masuk ke dalam kamar mandi. Berharap dengan mandi di malam hari akan membuat perasaannya lebih baik. Tangannya yang gemetar dengan cepat melucuti pakaiannya. Win memutar keran air sebelum menjatuhkan tubuhnya di bathub.
Pikirannya sangat kacau.
Selama dijalan pulang, Bright berkali-kali bertanya apakah ia baik-baik saja. Berkali-kali pula Win menjawab dengan keras bahwa ia baik-baik saja. Padahal ia tidak tahu apa yang dirasakannya. Tidak ada kata yang tepat untuk mendeskripsikan perasaannya.

YOU ARE READING
Through & Through [REVISION]
FanfictionD i s c l a i m e r : Eventhough it's bxb love story, alur cerita yang twist bisa dinikmati oleh beragam selera pembaca. Spread love and enjoy! --- Win Metawin adalah orang terakhir yang akan panik jika sesuatu yang gawat terjadi. Sayang, perte...