14. I beg you for the last time.

1.3K 157 1
                                    

"Lepas, Win."

Win menghembuskan nafasnya berat. Membiarkan Bright mengangkat kopernya untuk diserahkan kepada petugas. Kepalanya pening menerka-nerka apa kesalahan yang diperbuatnya hingga membuat Bright marah.

Walau sudah memutar otak dengan cara apapun, Win tidak tahu apa salahnya. Bukannya ia besar kepala, ia benar-benar tidak melakukan hal aneh yang menyulut emosi Bright. Dengan sisa waktu yang dimilikinya sebelum pergi, bukankah ini sedikit keterlaluan?

"Dimana Luke?"

Win menunjuk salah satu palang restauran yang terlihat dari tempatnya berdiri. Bright hanya mengangguk lalu berjalan kesana. Membiarkan Win melotot memperhatikan punggungnya.

"Apa, sih, masalahmu?"

Bright mengedikan bahunya.

"Bright, berhenti bertingkah seperti anak kecil."

Win ikut menghentikan langkahnya sesaat Bright berhenti. Rahang Bright mengeras menatap Win. Raut kesal Win sudah tidak bisa tertahan, ia benar-benar tidak tahu apa kesalahannya.

"Kau tahu berapa waktuku yang tersisa disini? Mendiamkan ku di akhir waktu seperti ini? Apa salahku, Bright? Aku-"

"You lied to me."

Alis tebal Win terangkat. "Aku?"

"Berhenti berpura-pura, Win."

"Bright-" Win mencoba meraih lengan Bright, "tunggu- argh!"

Rambut cokelatnya diacak frustasi, Win mengusap wajahnya kasar. Ia tidak habis pikir. Matanya menatap sosok Bright yang masuk ke dalam sebuah restauran. Win tidak langsung pergi, ia merogoh ponsel di saku celananya.

Pagi tadi benda tipis di tangannya memang berpindah tempat ketika Win terbangun. Saat ditanya apa Bright meminjamnya, pria itu mengangguk. Tidak menjelaskan lebih lanjut apa yang dilakukan Bright dengan ponselnya.

Seberapa banyak Win memeriksa ponselnya, tetap saja ia tidak menemukan keganjilan apapun. Rasa perih di perutnya hampir tidak terasa saking pening kepalanya. Win menyimpan ponselnya kemudian menyusul Bright yang sudah duduk di hadapan Luke dan Love.

"Hai, mate! Wow, rambutmu seberantakan masa depanmu, eh?"

"Diamlah, Luke."

"Ini sup hangat milikmu. Makan, lah. Kamu tidak pernah menyukai makanan pesawat, bukan?"

Luke menoleh saat Love menyikutnya pelan. Kemudian menatap Bright dan Win bergantian, lalu kembali menatap Love. Pria berkebangsaan Amerika itu mengangguk paham. Tersenyum menggoda mengetahui pasangan di depannya sedang bertengkar.

"Apa yang kau lakukan kali ini, Win?"

Bahu Win mengedik acuh. "Tidak jelas!""

Bright mengerutkan keningnya, merasa tersinggung. "Maksudmu apa, Win?"

"Apa? Kenapa kamu tanya aku, huh? Tanya dirimu sendiri, Bright."

"Kau yang memulainya!"

"Aku tidak melakukan apapun!"

"Kamu berjanji untuk tidak pernah berbohong, Win!"

"Aku tidak membohongimu, idiot!"

"Yeah? Lalu kenapa kau menyembunyikannya?"

"The hell, Bright. Aku sama sekali tidak tahu apa yang kamu bicarakan."

Bright meletakan sendok di genggamannya dengan kasar. Nafasnya memburu, mencoba menahan rasa kesalnya sejak tadi. Jika bukan karena Bright akan merindukan pria di sampingnya ini, ia enggan pergi sejauh ini ke bandara.

Through & Through [REVISION]Where stories live. Discover now