25. "I'm here, Bright."

1.3K 131 3
                                    


"Nak! Menyingkirlah!"

"Demi Tuhan! Bensinnya mengalir!"

"Son! Dia tidak akan selamat!"

"Bantu dia! Ayo, bantu dia!"

Pintu mobil baru terbuka saat kedua pria yang tidak Win kenal di sampingnya membantu Win. Win membungkuk menemukan Bright yang terkulai lemas berlumuran darah.

"Shh... tenang, lah. Lihat aku. Kamu tidak sendiri."

"Wi-win....."

Win tidak memedulikan tangannya yang tertusuk pecahan kaca. Dengan sekuat tenaga, Win berhasil mengeluarkan kaki Bright yang terjepit. Air mata menetes di pipi Win mendengar Bright merintih kesakitan.

"Lari, Win..."

Win mengeluarkan tenaga terakhirnya sebelum berhasil mengeluarkan tubuh Bright keluar dari mobil Mustang yang hancur. Hatinya hancur melihat tatapan Bright padanya.

"Dengar. Kamu akan selamat. Aku akan selamat. Kita akan baik-baik saja."

Bright mendorong bahu Win lemah. "Pergi..."

"Trust me."

Win menelan salivanya melihat cairan bensin yang mengalir deras. Bunyi meledak pelan mengundang jerit dari orang-orang disekitarnya. Win menatap api yang mulai melahap mobil.

"Mundur! Semuanya berlindung!"

"Nak! Pergi, lah!"

Win mengerjapkan pandangannya yang memburam. Bright membuka matanya, memperhatikan wajah Win yang terlihat takut. Patah-patah tangannya meraih pipi Win.

Bright tersenyum samar.

"Lepaskan, Win."

"Tidak! Tidak akan pernah!"

"Pe-pergi, lah..."

"Tidak! Tidak! Buka matamu!"

Win mengerang keras lalu mengerahkan sisa tenaganya. Kaki jenjangnya terasa sangat lemas, namun Win tidak menyerah. Ia berhasil membawa mereka melangkah sedikit lebih jauh.

Sepasang mata legam Bright kembali terbuka. Matanya termangu menatap api biru yang melahap mobilnya. Semua itu hanya tinggal hitungan detik sebelum Mustangnya meledak hebat.

"Win..."

"Diam."

"Lepas... Wi-win."

Win dapat merasakan hawa panas yang membakar. Ia sudah tidak mampu lagi. Win meletakan tubuh Bright perlahan.

Satu tangannya menopang punggung Bright, sementara yang lain menangkup wajah Bright ke dadanya. Melindungi Bright dari derasnya air hujan yang menghujam.

Kepala Win tertunduk mengecup puncak kepala Bright.

"Win..."

"I'm here, Bright."

DUARRR!!!!

Tangan Win mengerat saat tubuh mereka terhempas. Telinganya berdengung. Kebas. Win tidak bisa merasakan apapun selain Bright yang terlepas dari dekapannya.

Suara sirine datang setelah bunyi ledakan hebat itu terdengar. New York masih menangis, tapi tangisannya tidak cukup memadamkan api yang menyala ganas.

Bright mengerang saat kepalanya yang terbentur aspal terasa sakit. Mata legamnya menoleh pada Win yang tergeletak tidak jauh darinya.

"Wi-win....."

Through & Through [REVISION]Where stories live. Discover now