30. Through and Through

2.5K 146 13
                                    


"Win! Tenang, lah!"

"Tidak bisa, Luke!"

"Hoy, di depan hanya ada kita-kita."

"Tetap saja ada Bright."

"Kau akan menikahinya tentu saja ada dia, idiot."

"Tidak membantu!"

Love tertawa melihat Win yang frustasi namun tidak bisa menyentuh rambutnya. Menyimpan buket bunganya, Love mendekat pada Win dan Luke.

"Phi Win, dari nol sampai sepuluh, berapa tingkat kebahagiaanmu?"

Win diam, menunduk menatap jemarinya. Sembilan jarinya terangkat.

"Sembilan?"

"Ya, aku menyimpan sepuluhku untuk suatu saat nanti."

"Kalau begitu, bukankah ini adalah hari yang menyenangkan? Lihat, Phi berdiri gagah sekali."

Win berdeham mencoba menahan senyum lebarnya. Matanya melotot pada Luke yang melempar senyum mengejek.

"Tenang, lah, Win. Kamu akan baik-baik saja."

"Win- Astaga! Anak Mom tampan sekali!"

"Mom, hentikan."

Wanita paruh baya itu beralih mengusap pipi Win. Senyum bahagianya tercetak jelas di bibirnya, menatap haru Win dalam balutan tuksedo hitamnya.

"Mom, kita hampir terlambat."

Mick mengintip ke dalam ruangan tempat Win bersembunyi. Terdiam menatap Kakaknya yang ribuan kali lebih tampan hari ini.

"Bright sudah di depan?"

"Ya. Semua menunggu Phi."

"Tarik nafas- fyuhh. Ayo, Love, Luke, kita ke depan."

Mick menyingkir membiarkan Mom, Luke dan Love keluar. Ini permintaan khusus Mick, Mick ingin menemani Win hingga ke depan sana.

"Ayo?"

Win mengangguk.

Kedua adik kakak itu berjalan keluar beriringan. Win dapat merasakan puluhan pasang mata yang tertuju padanya. Tapi saat itu, sepasang matanya terpana pada sosok di depan sana.

Bright berdiri dengan tubuh kaku menatapnya. Bibir merah Win menarik senyum manis, membuat rahang Bright mengeras karena menahan air mata.

"Mick menyayangi Phi," ucap Mick sebelum meremas tangan Win pelan dan menyingkir ke tempat duduknya.

Win menerima uluran tangan Bright, melangkah ke hadapan pria itu. Pagi itu, Bright dan Win terlihat sangat amat memesona.

Dylan dan kekasihnya saling menyenggol. Di seberang mereka ada Luke yang sabar karena Love terus mencengkram lengannya erat. Bertanya kapan mereka menyusul.

Di depan mereka, Mae dan kedua orang tua Win duduk bersampingan. Tersenyum simpul menatap anak mereka yang menjadi pusat perhatian.

Off dan Tay tidak bersama. Bright dan Win membiarkan Off dan Tay membawa pasangan kencan mereka.

"Indah sekali, Gun," bisik Off dengan mata berair. Menatap Bright dan Win yang mulai membaca janji sakralnya.

"New, jika kamu mendapat bunganya aku berjanji minggu depan kita yang ada disana."

New menaikan satu alisnya, merasa tertantang. "Watch me, Tay."

Di kursi belakang, ada Pluem dengan Mai dan Emma. Jika bukan karena Mai yang memberi tahu, Pluem tidak akan datang di hari besar temannya.

Through & Through [REVISION]Where stories live. Discover now