24. Moonlight.

1.1K 127 2
                                    


Air hujan mengguyur deras sejak petang hari. Langit New York sangat kelam. Awan tebal menyelimuti dengan petir yang menyambar sesekali.

Win berlindung di bawah payung hitamnya. Sepatunya yang basah terus melangkah memeriksa tempat demi tempat yang biasa Bright kunjungi.

Ini sudah malam dan Bright tidak bisa dihubungin seharian ini. Berdiam diri menunggu di apartment tidak bisa Win lakukan lagi. Ia khawatir dan harus mencari Bright dengan panduan Tay.

Apalagi setelah Off berkata jika Bright olahraga bagai kesetanan pada pukul satu pagi dini hari. Win tahu Bright tidak baik-baik saja.

"Dimana sih kamu, Bright..."

Win memejamkan matanya sejenak. Kepalanya masih terasa pening. Ia ingat perutnya belum diisi apapun hari ini.

Tubuh jangkung Win melangkah masuk ke dalam salah satu restauran dengan interior bergaya alam namun modern. Sudut bibirnya terangkat tipis, memikirkan betapa Bright akan menyukai jika mereka makan bersama disini.

Meletakan payungnya di tempat yang disediakan, Win memilih tempat di sudut restauran. Pelayan langsung menghampirinya sesaat Win duduk. Win menyebutkan pesanannnya, kemudian mengangguk mempersilahkan pelayan pergi.

Sepasang mata cokelatnya menatap hampa jalanan New York yang basah. Win tahu ini memang salahnya tidak memberi tahu Bright langsung, tapi inilah yang Win takutkan.

Win takut Bright marah dan meninggalkannya. Mengusap wajahnya gusar, Win menelungkupkan kepalanya di meja.

"Malam, New Yorkers. Aku tahu kalian merindukanku, bukan? Kali ini aku hanya sendiri, tidak bersama Tumcial dan Tawan kesukaan kalian."

Win menegakkan pungggungnya.

"Maaf merusak suasana romantis kalian. Aku sedang patah hati malam ini.
Lagu ini sangat mewakilkan perasaanku. Moonlight, enjoy."

Tepuk tangan yang meriah menyambut ujung kalimat suara berat yang amat Win hapal itu. Suasana kembali hening ketika suara gitar mulai terpetik.

"I bought you things that i didn't have the money for. If i could make you feel so rich, i don't mind feeling poor."

Tubuh Win terasa membeku.

Sosok yang dicarinya ada disini.

"There's something about you so addictive had me needing more. Yeah, i just wanna hold you baby you the one i want."

Lampu remang menyorot Bright. Membuat semua orang dapat melihat jelas Bright yang memejamkan matanya. Terpukau pada wajah tampannya yang terlihat sangat sendu, juga suara lembutnya yang menyanyikan lagu dengan penuh perasaan.

"I know i've said this all before but i'll say it again. You're the only one i want and boy i can't pretend."

Pekikan pelan itu terdengar jelas di telinga Win. Pelanggan dan pelayan saling menatap. Malam ini Bright tidak hanya sekedar tampil, ia tengah menunjukan dunia tentang warna dirinya.

"I remember cloudy days we cuddled in my bed. The thought of losing you just makes no sense inside my head."

Bright menaikan dagunya. Menatap pelanggan di depannya tanpa kilat takut. Jemarinya memetik gitar dengan lihai. Di kepalanya hanya ada Win Metawin seorang.

"He's the reason i believe that love is real. Ain't nobody make me feel... the way you make me feel."

Win menutup mulutnya tidak percaya. Sepasang matanya tidak lepas dari Bright yang berada di panggung. Terlihat sangat hancur dan indah bersamaan.

Through & Through [REVISION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang