07. "You're the one who stole every of my first."

2K 229 5
                                    


10.01 pm
River Thames, London
A year ago...

     Bright mendengus kesal sebelum mendudukkan tubuhnya di bangku pinggir sungai Thames. Tangannya yang masih penuh dengan cat air yang mengering sibuk mengacak rambutnya frustasi. Kedua kantung matanya menggelap, menandakan betapa kurangnya waktu tidur pria itu.

     Menghela nafas berat, Bright merogoh ponselnya. Terdiam menatap foto seorang remaja yang tertawa lebar dengan wajah belepotan cat warna. Lengkap dengan latar dinding kamarnya yang penuh dengan hasil gambar karyanya. Kali ini, foto itu tidak mampu membuatnya tersenyum. Bibirnya mengatup rapat.

     Drt... Drt...

     Tawan is calling...

     Bright mengusap ibu jarinya naik, mengalihkan panggilan video itu menjadi percakapan suara. Ia tidak ingin wajah muramnya dilihat siapapun. Sudah menjadi kebiasaannya, Bright menunggu yang menelfon bersuara terlebih dahulu.

     "Kau di rumah, sayang?"

     Dengusan pelan meluncur dari mulut Bright. "Menggelikan. Ada apa menelfonku, huh?"

     "Rindu, lah. Memang tidak boleh. Sedang sibuk?"

     "Ya."

     "Ini jam sepuluh malam, idiot. Jam kuliahmu selesai pukul sembilan. Kau sedang apa? Apakah merindukanku? Jumpol sedang bersama mahasiswa baru, mereka sepertinya sedang pendekatan. Ah... Aku sangat jomblo, Bright."

     "Bukannya kamu bersama... siapa namanya? New?"

     Suara tawa terbahak Tawan yang spontan langsung membuat Bright membulatkan matanya kesal. Bahkan dari panggilan seperti ini saja Tawan mampu merusak gendang telinganya.

      "Sudah, ah. Aku ada kelas sebentar lagi. Pulang lah anak mami. Jangan berkeliaran di pusat kota kelamaan. Kau jomblo, aku takut kamu ditertawakan turis."

      "Enyahlah, Tay!"

      Bright mematikan sambungan sebelum mendengar tawa temannya yang menyebalkan. Mood-nya benar-benar hancur saat ini. Bangkit dari tempat duduknya, Bright tidak melihat pejalan kaki yang datang dari belakangnya.

     Bug!

     "Bright?"

      Bright mendongak, menatap orang yang baru saja ditabraknya. "Luke? Maaf, aku tidak lihat situasi. You good?"

      "Yeah, aku tidak apa-apa. Tanganmu..."

      "Ah, ini cat kering. Jangan khawatir."

      "Kau baru selesai kelas?"

      Bright mengangguk, tersenyum kecil.

      "Dari Birmingham? Ke London?"

      Sontak Bright tertawa melihat wajah terkejut Luke. "Hari ini hari terakhir ujian ku, jadi aku akan menginap sementara di London. Kau sendiri, Luke?"

     "Aku sebenarnya akan ke bandara. Mengantar teman kembali ke Bangkok, tapi dia memaksa ke sungai Thames terlebih dahulu. Jadi... disinilah aku."

      "Baiklah," Bright mengangguk paham. "Sampai jumpa di kampus, i think."

      "Ya, happy satnight, Bright!"

Through & Through [REVISION]Onde histórias criam vida. Descubra agora