04. "Inside your head, it's very loud."

2.7K 260 7
                                        

     Bright bukanlah pria yang bodoh. Daya ingatnya setajam elang memangsa makanannya di malam hari. Pandangannya tertuju pada kamera vintage nya, potretan Win yang terpana menatap air mancur di tengah taman. Bright melirik hoodie hijau yang tergeletak di sampingnya.

     Pakaian itu adalah pakaian yang sama dengan pria yang mengambil kue ulang tahunnya. Jika memang benar begitu, untuk apa Win membeli kue itu? Tapi bagaimana mungkin, bukan hanya Win yang memiliki pakaian hijau tua seperti ini, kan?

     Kepalanya penuh dengan ribuan kemungkinan, membuat Bright mendengus lalu memejamkan kedua matanya. Melarikan jemarinya pada rambut cokelatnya yang mulai memanjang. Ketukan pelan di kepalanya membuat Bright mengerjap.

     "Berisik sekali."

     Alis tebal Bright terangkat. "Aku tidak mengatakan apa-apa."

     "Di dalam kepalamu. Berisik sekali disana. Apa yang kamu pikirkan, bro?"

     "Tidak ada."

     "Yeah... usaha berbohongmu selalu berhasil," sarkas Win sebelum mendorong tubuh Bright dan menempatkan dirinya di samping pria itu. "Sebagai hadiah ulang tahunmu, bolehkah aku membawamu ke beberapa tempat hari ini?"

     "Memang kamu tahu seluk beluk London, hah?"

     Win memutar matanya sarkas, lagi. "Aku hafal diluar kepala. London kota favoritku setelah Bangkok. Jadi mau tidak?"

     Bright memasang wajah sedang berfikir keras. Melihatnya membuat Win gerah, padahal Bright sedang memikirkan cara untuk memberi tahu Win jika ia memiliki jadwal penting hari ini. Bukannya menjawab, Bright merogoh ponsel di sakunya.

     To : Jumpol Paling Menyebalkan Sedunia

     Aku mendapat tugas akhir tahun, sangat sibuk. Kalian tidak perlu repot mengunjungi ku, have fun saja di New York. Bye.

     "Tidak mau?"

     Bright menggeleng cepat. "Ayo, aku sudah rapih."

     Win bergegas bangkit. Syukurlah kali ini pria pencinta makan itu berganti baju di kamar mandi. Bright menghela nafasnya pelan, jantungnya berdegup terlalu kencang, menyebalkan. Setelah lima menit, Win muncul dari balik pintu dengan senyum riangnya.

     "Pertama kita cari makan!"

     Bright tertawa pelan, padahal Win baru saja melahap sarapannya setengah jam yang lalu.

*****


   Langit London yang indah dan Win yang tersenyum bagai idiot menatap menara Big Ben menjadi hal pertama yang dipotret Bright hari ini. Win yang menyadari dirinya difoto langsung berbalik, melebarkan senyumnya dan membuat tanda damai dengan jemarinya.

      "Ayo, sekali lagi."

     Bright mendengus malas walau akhirnya tetap memotret Win. "Wajahmu terlalu jelek."

     Mengedikan bahunya acuh, Win berjalan meninggalkan Bright. Ia sudah puas menghabiskan waffle sembari menatap ikon London. Menghabiskan waktu dengan seorang teman sangat menyenangkan pikir Bright, selama setahun ini ia hidup sendiri di negara orang. Bersenda gurau seperti ini membuat wajah Bright melakukan peregangan saking seringnya ia tersenyum dan tertawa.

     "Lihat!" Win menunjuk burung gagak yang bertengger di pohon. "Kau tahu cerita tentang burung gagak menara London?"

     Bright menggeleng, mencoba mengabadikan hewan berbulu putih indah itu.

Through & Through [REVISION]Where stories live. Discover now