Hari demi hari. Bulan demi bulan berganti. Selama itu pula hubungan jarak jauh Bright dan Win tetap berjalan. Walau sesekali pertengkaran menghias, pada akhirnya Win maupun Bright dapat menyelesaikannya dengan kepala dingin.Belajar dari pengalaman, Bright dan Win berjanji untuk selalu video call di akhir minggu. Win dengan makan malamnya dan Bright dengan makan siangnya. Kesibukan Bright semakin bertambah menjelang masa akhir pertukaran pelajarnya.
Di penghujung Juni, Win mendapat kabar jika pesawat yang membawa Bright kembali ke New York lepas landas. Jangan tanya seberapa bahagianya Win saat itu. Bright hanya membutuhkan kurang lebih sebulan sebelum liburan semester dan ia bisa kembali ke Bangkok.
Ah, juga Februari kemarin.
Bright mengiriminya hadiah ulang tahun yang disiapkan dari jauh-jauh hari. Bingkisan kecil itu membawa ratusan foto mereka hingga tiba di depan pintu rumah Win. Yang membuat Win berdecak kagum adalah banyaknya foto Win yang Win sendiri tidak sadar jika Bright mengabadikannya.
Tidak mau siapapun melihatnya, Win meyimpan box kecil itu di lemarinya yang paling dalam. Diam-diam, Win memiliki kejutan untuk Bright. Setelah diberi tahu Love tentang seminar bisnis ke New York, Win berusaha keras mendapatkannya.
Kerja kerasnya membuahkan hasil.
Win tengah duduk nyaman di bangku pesawat yang akan membawanya membelah benua. Perjalanan selama lima hari itu Win atur dengan baik. Tentu saja Bright tidak mengetahui hal ini. Bahkan Win sampai harus menyogok Tay agar bungkam.
"What's up with that smile, Metawin?"
Win terkekeh. "Aku akan bertemu Bright dalam hitungan jam, Mai."
Rasa bersalah selalu menggelitik hati Win setiap menyebut nama gadis cantik di sampingnya. Beberapa bulan yang lalu, Mick takut-takut masuk ke dalam kamarnya. Memberi tahu Win jika kedua orang tuanya menunggu Win di bawah.
Perasaan Win resah melihat rekan kerja Ayahnya, lengkap dengan seorang wanita cantik yang bukan lain adalah Mai Davika. Win bukan pria polos lagi, ia tahu jika kedua orang tua mereka berharap jika Win dan Mai bisa berteman akrab atau bahkan... lebih.
Win tidak mau menjadi pria brengsek. Di pertemuan kedua mereka, ia menunjukan foto Bright yang tersenyum lebar memeluknya dari belakang. "Maaf baru memberitahumu, Mai. Aku sudah memiliki kekasih."
Beruntung Mai adalah wanita cantik yang pintar. Ia memahami betul perasaan dan keadaan Win. Mai sendiri memiliki laki-laki yang diidamkannya, sayang orang tuanya tidak menyetujui hubungan mereka.
"Uhm... Win. Jika kau membutuhkan sesuatu, bangunkan aku saja ya. Aku akan tidur selama perjalanan," Pluem memunculkan setengah tubuhnya dari balik kursi pesawat.
"Aye, captain."
Perjalanan ini sebenarnya hanya untuk Win dan Pluem. Mai berada di sampingnya untuk liburan dan memanjakan diri. Win kembali tersenyum ketika pesawat mulai melaju bersiap untuk terbang.
Tunggu aku, Bright.
*****
"Demi Tuhan, Bright. Kamu tahu sepenting apa barang sekecil itu? Lihat! Sekarang gara-gara kamu kita tidak bisa menunjukannya ke profesor!"
Bright membungkam mulutnya, berhenti mengucapkan maaf. Mata elangnya menunduk penuh sesal. Pasalnya karena kecerobohan Bright salah membawa flashdisk, padahal hari ini ada kelas profesor.

YOU ARE READING
Through & Through [REVISION]
FanfictionD i s c l a i m e r : Eventhough it's bxb love story, alur cerita yang twist bisa dinikmati oleh beragam selera pembaca. Spread love and enjoy! --- Win Metawin adalah orang terakhir yang akan panik jika sesuatu yang gawat terjadi. Sayang, perte...