Sebelas

4.2K 410 58
                                    

"Dion gapapa kalau harus mencintai sendirian, asal jangan putusin Dion. Karena Dian orang yang bisa buat Dion bahagia."

-------------

Dian saat ini tengah duduk di depan cermin, memoles wajahnya dengan sedikit make up.

"DIAN!" Teriak Davin begitu memasuki kamar Dian.

"Ah! Bang Davin bego!" Kesal Dian begitu maskara-nya justru banting stir menuju alis.

"Sejak kapan maskara buat alis?" Tanya Davin terkekeh.

"Ya lo bego, udah tahu kalau lagi dandan. Masih aja dikagetin, berharap bener lo kalau gue jantungan," balas Dian.

"Ya enggak lah, kan cuma iseng. Sensi bener sih lo, dimana-mana mah, Adek itu harus berdamai sama Abang. Bukan malah kebalikannya gini," kata Davin.

"Gue bukan mereka, kalau nggak terima. Lo cari aja adek baru. Biar gue cari Abang baru," balas Dian.

"Jangan lah bego, dapetin adek nggak ada akhlak kaya lo itu ga gampang," kata Davin.

"Gue sih oh aja," kata Dian.

"Lo mau kemana sih? Jam segini dandan," tanya Davin.

"Menurut lo?" Balas Dian balik bertanya.

"Mau pergi," jawab Davin.

"Nah itu pinter," kata Dian.

"Ya pergi kemana njir," kata Davin.

"Pasar malam," balas Dian.

"Sama?" Tanya Davin.

"Dion."

"Wohhh, oke," kata Davin.

"Nggak lo larang gitu?" Tanya Dian.

"Biasanya kalau gue jalan sama cowok, lo omelin dulu. Nge-rap dulu, endingnya nggak lo bolehin," lanjutnya.

Davin menyengir.

"Yang ini nggak deh, bosen gue nge-rap mulu, capek," balas Davin.

Dian hanya diam.

"Eh Dek, lu, udah jadian belum sama Dion?" Tanya Davin.

"Udah kali," balas Dian tak acuh.

"Kok pakai kali segala sih, udah apa belum njing," ulang Davin.

"Udah nyet udah," balas Dian.

"Sumpah? Kapan? Wah, lo jadian nggak bilang-bilang. Harusnya bilang dong sama Abang, biar Abang kasih tahu sam--.

"Tapi gue nerima dia karena terpaksa," potong Dian.

"Anjir kok gitu?" Tanya Davin.

"Lah dia nembak depan banyak orang, sampai bawa-bawa guru. Gue nggak mau aja kalau dia sampai malu," balas Dian.

"Dek, lo mikir enggak sih? Dia bakal lebih malau kalau sampai orang-orang tahu lo itu cuma kasihan sama Dion, lo nerima dia bukan karena cinta. Tapi terpaksa," kata Davin.

"Bang, lo kenapa jadi ikut-ikutan nyalahin gue sih? Lo harusnya ngerti kondisi gue, ngerti posisi gue saat itu," kata Dian.

"Gue cowok Dek, gue pernah rasanya cinta bertepuk sebelah tangan. Sakit, apalagi Dion, lo nggak mikirin gimana perasaannya dia? Dia cowok baik," kata Davin.

"Lebih baik lo nggak usah nerima dia kalau lo aja nggak sayang sama dia," lanjut Davin.

"Lo belain Dion daripada gue? Adek lo sendiri?" Tanya Dian.

Crazy Boyfriend [Completed✔]Where stories live. Discover now