Empat Puluh Enam

2.3K 257 31
                                    

Entah kenapa, hati ini semakin kau buat hancur di setiap harinya.
Apakah putus jauh lebih baik?
-Dian.

------------

Hari-hari yang tadinya berjalan menyenangkan, kini semakin hari malah semakin menyedihkan.

Dian sakit, sakit hati lihat Dion lebih dekat dengan Arsya.

Hampir satu tahun mereka harus melakukan drama. Masa putih abu-abu hampir selesai. Namun, penderitaan ini tak kunjung usai.

Tidak jarang Dian ingin berhenti saja. Namun, Sheva adalah sosok yang selalu meyakinkan Dian untuk terus bertahan.

"Dian!"

Dian yang tengah asyik melamun dibuat terkejud karena ulah Nayla.

"Nayyy!" Geram Dian.

Namun, detik setelahnya ada raut kesedihan disana.

"Nayla, gue nggak tahan. Gue mau putus aja," tangis pecah bersamaan dengan dipeluknya tubuh Nayla.

"Hei? Kok lo nyerah sih? Jangan dong, payah banget. Nggak boleh nyerah," kata Nayla.

"Gue nggak bisa terus-terusan lihat Dion mesra-mesraan sama Arsya Nay, gue nggak bisa," kata Dian disela-sela tangisnya.

"Yan, gue yakin lo bisa. Lo bisa laluin ini semua ya?" Nayla memberi semangat.

"Dion udah jahat sama gue. Dia lupain gue, bahkan, beberapa bulan terakhir ini, dia sama sekali nggak ngasih kabar gue. Dia malah asyik sama Arsya, gue bosen Nay. Udah hampir setahun gue harus pacaran diem-diem," kata Dian.

"Gue, Sheva, sama Ravli akan terus dukung lo," kata Nayla mengakhiri pelukan mereka.

"Kita udah kelas tiga, dan nggak seharusnya kita galau-galauan. Pikirin ujian kita, oke? Gue janji, habis ini lo bakal balik lagi sama Dion," lanjutnya.

Dion menggeleng.

"Dion udah ingkar janji," tangis Dian menjadi-jadi.

"Gue nggak bisa terus-terusan kaya gini," katanya.

"Yan, lo kok jadi lemah sih, jangan gitu dong, lo harus semangat," kata Nayla.

"Nay! Coba sehari aja lo di posisi gue. Lo bayangin deh Nay, lo masih pacaran sama Ravli, tapi Ravli malah jadian sama cewek lain. Dan bagian paling menyedihkannya, lo nggak bisa cemburu, ataupun ngelarang," kata Dian.

"Iya gue tahu, gue tahu kalau--.

"Nggak Nayla, lo nggak tahu. Cuma gue yang tahu," potong Dian yang akhirnya pergi.

Hatinya benar-benar hancur, sekian lama ia memendang lara ini. Namun, mau bagaimanapun ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri. Ia sakit melihat Dion dengan Arsya.

Dian pergi ke rooftop, ia ingin menenangkan diri disana.

"Dion, kenapa lo jahat banget sama gue. Kenapa lo biarin gue sakit hati, Dion." Dian menangis sejadi-jadinya disana.

"Lo janji kalau ini akan baik-baik aja, tapi nyatanya enggak," dirinya masih bermonolog.

"Lo sekarang hobi banget ilang-ilangan, bolos pelajaran. Inget Dian, lo itu udah kelas tiga. Lo udah nggak lama lagi disini," kata Sheva.

Orang itu selalu saja ada saat Dian terpuruk. Bukan karena Sheva suka pada Dian, dirinya juga sudah punya pacar. Hanya saja, ia ingin terus membuat Dian semangat, semangat untuk terus mempertahankan hubungannya dengan Dion.

Crazy Boyfriend [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang