Lima Puluh Delapan

2.9K 270 45
                                    

Aku akan menemuimu, aku menepati janjiku.
Tunggu aku Sayang, aku pulang.
-Dion.

------------

Dion dibuat hancur dalam sekejap mata, lain sisi ia senang, ia bahagia karena Mama nya sudah kembali. Pelindungnya sudah ada lagi.

Namun, dilain sisi ia begitu kacau, Santana tetap bersikeras melanjutkan perjodohan itu. Bahkan sekarang ini, siang jam sepuluh, Arsya dan keluarga beserta rombongan sudah berkumpul.

Dion kembali dipaksa, ia harus menuruti kemauan Papa nya.

"Papa nggak mau kamu berbuat nekat Dion," kata Santana kala Dion sudah duduk di depan penghulu.

Ia tidak menyangka, dirinya akan menikah dengan Arsya. Wanita yang sama sekali tidak ia cintai.

"Sebentar lagi kita akan jadi suami isteri Dion," kata Arsya.

Dion hanya diam saja.

"Bagaimana Dion? Apakah sudah siap?" Tanya penghulu.

Dion awalnya hanya diam saja, namun setelahnya ia mengangguk pelan.

"Baik, jabat tangan Saya," kata si penghulu.

Dion perlahan mulai menjabat tangan penghulu itu. Namun, langsung ia tarik lagi. Ia tidak ingin ada pernikahan ini.

"Maaf Om, Tante, semua. Dion nggak bisa lanjutin pernikahan ini, permisi," kata Dion berdiri.

Arsya menatap marah ke arah Dion.

Namun, baru saja ia ingin memprotes, Dion sudah pergi.

"DIONN!!" Teriak Arsya yang tak diendahkan oleh Dion.

"Gue harus pergi, gue harus ke Jakarta buat nemuin Dian," katanya.

Ia mencari-cari taksi terdekat, barangkali ada salah satu yang lewat.

Cukup jauh ia pergi, setelah lima belas menit berjalan mencari taksi, akhirnya ia bertemu juga dengan taksi.

"Pak, Pak anter Saya ke Jakarta ya," kata Dion.

"Baik Mas," balas si sopir taksi.

Padahal saat ini dirinya tidak membawa uang, ia hanya membawa ponsel dan jam tangan saja.

Ah, itu urusan gampang, ia bisa membayarnya nanti jika sudah bertemu Dian. Ia akan meminjam uang pada Dian.

Ponsel Dion berdering, Mili sedang menelfonnya.

"Iya Mil kenapa?" Tanya Dion begitu dirinya mengangkat telfon dari adiknya itu.

"Duh, Abang dimana sih? Pake kabur segala lagi, ini pada marah," balas Mili.

"Abang mau ke Jakarta, tapi kamu diem aja ya. Jangan bilang sama mereka, Abang mau nyusul Kak Dian," kata Dion.

"Gila lo Bang, lo naik apaan ke Jakarta? Emang lo bawa uang?" Tanya Mili.

"Abang pake taksi, urusan uang. Nanti gampang kok, kamu tenang aja," balas Dion.

Crazy Boyfriend [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang