Decision

664 89 14
                                    

Tetsuya senang sekali hari ini. Tahu kenapa? Gaara mengunjunginya lagi! Meski hanya dalam bentuk clone pasir, itu sudah cukup membuat Tetsuya bahagia. Bahkan lebih dari cukup.

Begini, bukannya Tetsuya tidak menyadari kehadiran mereka. Tidak. Tidak begitu. Tetsuya sangat menyadari kehadiran mereka, Midorima Shintaro dan Akashi Seijuro. Selain karena kini dia adalah mate Seijuro, dia juga memiliki insting yang kuat. Ingat?

Tapi, dia berusaha untuk tidak peduli. Kakinya terus ia hentak-hentakkan pada kubangan air. Setidaknya, dia ingin berbahagia dulu sekarang. Hanya untuk sekarang.

"Baiklah baiklah, sudah cukup ya bermainnya, anak bayi yang sedang mengandung ini bisa sakit nanti," kata clone itu, menyelimuti tubuh Tetsuya dengan jubahnya.

Kering. Tenang saja. Jubahnya kering.

"Bayi? Aku bukan bayi!" rengek Tetsuya.

Gaara tersenyum kecil. Dikecupnya kening Tetsuya dengan lembut.

"Aku akan pergi sekarang. Lihat, Shigehiro, Taiga, dan Atsushi mencarimu. Sampai bertemu lagi Tetsuya, manisku," kata Gaara.

Tetsuya tersenyum pilu. Sesingkat ini? Ah, tidak! Dia tidak boleh sedih! Gaara masih hidup. Mengunjungi dengan kloningnya, tidak masalah. Tetsuya bersyukur sekali untuk itu.

"Uhm! Sampai bertemu lagi Gaara-kun, a-aku akan sangat merindukanmu..." kata Tetsuya, begitu tulusnya.

Yang terakhir Tetsuya lihat hanya senyuman Gaara. Setelah itu, Gaara mulai menghilang. Menjadi butiran pasir yang terhempas air hujan. Kepala Tetsuya segera tertunduk. Melihat perutnya yang semakin membuncit.

"Sudah puas bermainnya?" tanya Shigehiro, tiba-tiba sekali.

Tetsuya mengeratkan jubah putih biru yang ada di tubuhnya. Percaya saja, itu satu-satunya barang nyata yang ada pada Gaara.

"Ayo Kuro-chin, kau harus mandi kalau tidak mau masuk angin," kata Atsushi.

Atsushi memayungi Tetsuya. Tubuhnya yang tinggi dan lebar membuat keempatnya bisa terpayungi dengan baik. Keempatnya? Oh, Taiga, Shigehiro, Atsushi dan Tetsuya tentu saja.

"Hehehe. Tentu saja~" sahut Tetsuya, cengiran khas terlihat di wajahnya. "Tapi..."

Splash!!!

Tetsuya kembali meloncat ke kubangan air. Matanya menatap kedua sahabat dan teman barunya. Mereka bertiga tidak percaya dengan apa yang baru saja dilakukannya. Tetsuya tertawa manis. Begitu manisnya hingga membuat ketiganya merona.

"Kejar aku! Ayo kejar aku!" tawa Tetsuya.

Tetsuya berlari dengan cepat, meloncat-loncat di atas kubangan air, membuat Atsushi, Shigehiro, dan bahkan Taiga panik bukan main. Bagaimana jika sesuatu terjadi pada kandungannya?!

"Kuroko berhenti! Kau bisa membahayakan kandunganmu nanti!" seru Shigehiro panik.

"Oi Kuroko! Pelan-pelan! Kau bisa terpeleset!" tambah Taiga.

"Kuro-chin... ah sudahlah aku akan makan maibou saja, ini merepotkan," kata Atsushi, malas seperti biasa, tidak terkejut.

"Hahaha! Kalian tidak bisa menangkapku!" pekik Tetsuya, begitu girang.

Baik Taiga, Shigehiro, maupun Atsushi tidak bisa menahan senyuman kecil mereka. Manis sekali malaikat kecil satu ini. Sebegitu bahagianya dia melihat Gaara meski hanya sebuah kloning.

"Kuroko ja..."

"Aduh!" tubuh kecil Tetsuya menabrak tubuh tinggi seseorang.

Tangan orang itu mendekap pinggang Tetsuya dengan erat dan posesif. Tatapan mata emerald miliknya terarah pada ketiga orang lainnya.

Pain of LoveWhere stories live. Discover now