Just Be Happy

746 92 27
                                    

Tidak apa.

Tidak apa.

Semua akan baik-baik saja.

Benar. Semua akan baik-baik saja.

Gaara akan kembali.

Seijuro dan Shintaro akan berubah. Berubah menjadi orang yang lebih baik, bukan lagi monster ataupun iblis.

Benar... semuanya akan baik-baik... saja...

Itu yang dipikirkan Tetsuya setelah sekian lama ia mengurung diri. Berapa lama sudah terlewat? Ah, sebulan. Dia ingat. Sudah sebulan lamanya.

Tetsuya terbangun tanpa busana, didekap oleh Shintaro yang masih terlelap indah. Senyuman segera ia pasang di wajah manisnya. Polos sekali bukan? Tapi itulah Kuroko Tetsuya, tidak bisa berlarut-larut dalam kesedihan.

"Bangun! Ayo bangun Rou-kun! Aku ada kelas," seru si manis dengan tatapan berbinar.

"Argh... jangan mengganggu, aku masih ingin tidur," erang Shintaro, lalu berbalik dengan bantal menutupi wajahnya.

Tetsuya mencebikkan bibirnya. Manis sekali. Hingga sosok lain yang bersandar di daun pintu memandangnya dengan tatapan tak terbaca.

"Tinggalkan saja dia, dia tidak ada kelas hari ini," ujar sosok itu, Akashi Seijuro.

Tetsuya menunduk. Memilin selimut yang dikenakannya.

"Perih," cuitnya, begitu pelan.

Terpujilah pendengaran tajam Seijuro, maka Seijuro menghampiri Tetsuya dan menggendongnya. Dia bukannya tidak tahu apa yang baru saja dialami Tetsuya mengerti?

Tetsuya melingkarkan tangannya ke leher Seijuro secara refleks. Seijuro mengangkatnya bak anak koala. Oh lihat, mereka manis sekali. Seandainya dalam situasi yang berbeda, pasti kalian semua akan merasa gemas dengan mereka.

"Apa Sei-kun akan pergi lagi malam ini?" tanya Tetsuya ketika Seijuro mulai berjalan menuju ke kamar mandi.

"Aku baru kembali dari tugasku, kenapa aku harus pergi lagi?" tanya Seijuro, datar tanpa emosi.

"Ti-tidak. Ha-hanya saja... Sei-kun sepertinya sibuk sekali," kata Tetsuya gelagapan.

Seijuro menaikkan sebelah alisnya. Sebulan yang lalu, dia yakin sekali, dia baru saja membuat Tetsuya menangis dan depresi. Lalu sekarang apa? Tetsuya... ceria? Tanpa sadar, seulas senyum tipis tercetak di wajahnya. Benar-benar senyuman. Senyuman tulus, bukan seringai.

"Kau memang bocah yang unik," tukas Seijuro.

Seijuro mendudukkan Tetsuya pada wastafel. Mengecup sekilas bibir si manis. Tetsuya mengulurkan tangannya. Menyentuh kening Seijuro yang diperban.

"Sakit?" tanya Tetsuya, menunduk sedih mengingat ia yang menyebabkan luka itu.

Polos sekali anak ini, batin Seijuro. Padahal, kenyataannya, dia lebih sering menyakiti Tetsuya. Sebelum ia menyadarinya, ia mengecup lembut kening Tetsuya.

"Sayang, kenapa kau begitu polos?" tanya Seijuro.

"Polos? Aku? Aku tidak polos! Sei-kun dan Rou-kun bahkan sering memerkosaku, bagaimana aku bisa polos?" tanya Tetsuya, matanya melotot. Sebenarnya berusaha menakuti Seijuro, tapi yang ada malah kekehan kecil yang Tetsuya dapat.

Kemudian, dari kekehan kecil itu, tawa lepas Seijuro terdengar. Pertama kali dalam hidupnya, Seijuro tertawa lepas. Begitu lepas dan tulus. Tentu, Tetsuya hanya berpikir itu hal biasa untuk Seijuro tertawa. Bukan hal spesial.

Pain of LoveWhere stories live. Discover now