Gone

995 96 21
                                    

Anak kecil bermata tosca itu berlarian di sekitar rumah Itachi. Itachi tersenyum kecil melihat tubuh mungil anak itu berlari dengan cepat menyambut seseorang yang baru saja pulang. Seorang lelaki bertubuh jangkung yang mengenakan pakaian laboratorium.

"Papa okaeli!!!" serunya gembira, diselingi senyuman manisnya.

"Papa okaeli!!!" serunya gembira, diselingi senyuman manisnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Semakin mirip denganmu huh?" kekeh Itachi.

Gaara, lelaki yang baru saja pulang, mengedikkan bahunya. Dia menggendong tubuh kecil Gaatsu. Gaatsu? Ya, itu Gaatsu. Putranya dan Tetsuya.

"Berapa tahun sudah berlalu? Apa kau belum menemukannya?" tanya Itachi, kembali mengerjakan pekerjaannya.

"Lima. Sudah lima tahun dan ya, aku belum menemukannya," jawab Gaara lesu.

Gaatsu memainkan boneka beruangnya di kepala Gaara. Tolong jangan salahkan Gaara, Itachi, maupun Gaatsu ketika Gaatsu menyukai boneka. Boneka beruang itu adalah satu-satunya peninggalan Tetsuya sejak ia menghilang lima tahun yang lalu.

"Papa, Gaatcu ingin belmain dengan Mama, kapan Mama pulang?" tanya Gaatsu, masih memainkan bonekanya.

Gaara menghembuskan nafasnya. Dia melirik Itachi setelah mendengar bunyi bel. Itachi mengangguk paham. Seperginya Itachi, Gaara mendudukkan dirinya. Memangku Gaatsu yang menatapnya polos. Tatapan Tetsuya. Sungguh manis.

"Apa hari ini Gaatsu nakal? Atau teman-teman tidak baik dengan Gaatsu?" tanya Gaara, mengalihkan pembicaraan tentunya.

Gaara tahu, jika Gaara menjawab pertanyaan menjebak Gaatsu, maka Gaatsu akan merajuk. Gaatsu itu cerdas untuk anak seusianya.

"Uhm tidak! Teman-teman cangat baik pada Gaatcu!" serunya dengan mata berbinar. "Ugh... ba-bahkan pacil juga baik cekali dengan Gaatcu..."

Itu benar, karena memiliki genetik Gaara, jelas sekali pasir yang bersinkronisasi total dengan Gaara juga melindungi Gaatsu.

"Baguslah. Sudah makan?" tanya Gaara lagi.

Sudah lima tahun berlalu sejak Tetsuya menghilang. Menyisakan kehampaan di dalam diri Gaara. Menghilang... benar-benar menghilang. Malam itu, setelah kejadian panas yang mereka alami, Gaara terbangun hanya dengan sebuah boneka beruang di sisinya. Lalu paginya, dia didatangi Namikaze Minato. Makanya sekarang, dia bekerja di laboratorium. Menjadi orang yang diteliti sekaligus meneliti.

"Gaatcu mau mik susu," katanya lalu menarik-narik jas yang dikenakan Gaara.

"Mau susu? Baiklah," kata Gaara, memberikan senyuman lembut sebelum beralih menuju ke dapur.

Gaara bukan orang bodoh. Dia tahu, Seijuro dan Shintaro sama bingungnya dengannya ketika Tetsuya menghilang. Mereka... juga tidak tahu dimana Tetsuya.

"Dia sudah besar eh?" suara Dyroth membuat Gaara refleks melingkupi tubuh kecil Gaatsu dengan tangannya.

Gaara mengangkat sebelah alisnya melihat kakek dari putranya. Dyroth berdiri di ambang pintu. Memandangnya dengan tatapan datar, tidak ada emosi di dalamnya.

Pain of LoveWhere stories live. Discover now