Hesitate

641 87 22
                                    

Tetsuya mengedip dengan lugunya. Begitu polos seperti bayi yang baru pertama kali melihat dunia. Persis dengan tatapan mata Gaatsu. Tangannya meletakkan Gaatsu kembali pada kasurnya, kemudian kedua tangannya itu segera naik, menyentuh pipi lelaki di depannya.

"A-apa ini... be-benar-benar... Gaara-kun...?" lirih Tetsuya.

"Apa ini benar-benar kau...? Tetsuya...?" balas lelaki itu, tak kalah lirih.

Tetsuya menekan kedua pipi lelaki itu. Memandang lelaki itu dengan tatapan rindu. Senyum polos ia ulas di bibirnya.

"Aku merindukanmu!" pekiknya begitu kegirangan.

Gaara, Akashi Gaara, tersenyum. Dia mendekap tubuh kecil Tetsuya. Mengecupi wajah Tetsuya berkali-kali melupakan tujuannya ke ruang tengah.

"Maaf. Maaf. Maaf aku tidak mengunjungimu lagi. Kumohon maafkan aku Tetsuya," pinta Gaara.

Tetsuya tidak mendengarkan. Dia mengangkat kepalanya, memainkan pipi Gaara hingga membuat Gaara memerah.

"Tetswuya akwu tidwak bwisa bwerbicwara dwengan bwaik jikwa begwinwi," protes Gaara

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Tetswuya akwu tidwak bwisa bwerbicwara dwengan bwaik jikwa begwinwi," protes Gaara.

Tetsuya tersenyum manis. Dia tahu! Dia tahu itu! Shintaro dan Seijuro hanya berbohong padanya soal Gaara yang tidak mencintainya. Dia tahu itu!

"Gaara-kun aku benar-benar merindukanmu!" pekik Tetsuya.

Tetsuya kembali menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Gaara. Mengusapkan wajah manisnya pada dada Gaara yang tidak terlapisi kain.

Oh, sebenarnya tadi Gaara berniat mandi. Tapi dia mendengar tangisan Gaatsu, jadi dia berinisiatif membawakan susu kesayangan Gaatsu. Tapi sepertinya, dia malah menemukan susu kesukaannya...

"Aku juga sangat merindukanmu Sayang," kata Gaara.

Gaara menyatukan keningnya dengan kening Tetsuya, menangkup pipi Tetsuya. Matanya melirik ke arah tanda di leher Tetsuya. Tanda dari Seijuro. Hatinya sesak. Begitu sakit.

Dia tidak menyalahkan Tetsuya, sungguh. Dia tahu Tetsuya pun tidak bisa melakukan apa-apa. Tetsuya tidak mau menunjukkan kemampuannya. Dia tidak bisa melawan.

"Gaatsu sangat mirip denganmu," lirih Tetsuya.

"Fisiknya mirip denganku, mentalnya begitu mirip denganmu. Polos dan tak tercela," balas Gaara.

Gaara meraih botol susu yang sempat jatuh tadi. Mengarah pada Gaatsu, ia menggendong putranya. Putranya kini bertepuk tangan. Tertawa dengan manisnya sementara Gaara memberikan susu itu pada Gaatsu. Lalu, Gaatsu tenang. Dia meminum susunya dengan tenang. Sama seperti Tetsuya begitu sudah diberikan vanilla shake.

"Kemana saja kau selama ini?" cicit Tetsuya.

"Mereka memaksaku untuk terus berada dalam alam bawah sadarku Tetsuya. Mereka bahkan membuat pasirku tunduk. Tidak bisa mengunjungi ataupun melindungimu lagi," cecar Gaara sendu.

Pain of LoveOù les histoires vivent. Découvrez maintenant