Chapter 2

201 64 39
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

“Perpisahan adalah hal yang paling manusia benci”
-Fellysia Aluna-

🍁🍁

Semoga kalian suka Happy reading guys

💫💫💫

“Sayang, Opa mau bicara sama kamu. Ayo ikut Opa ke ruang kerja.” Ucap seorang pria tua yang baru saja masuk ke rumah mengajak Aluna yang sedang duduk menonton acara televisi.

“Kenapa harus kedalam sih Opa. Biasanya juga kalau mau ngomong aja tinggal langsung ngomong.” Aluna menghentak-hentakkan kakinya mengikuti langkah seorang pria tua tersebut.

“Ini penting nak. Ayo duduk”

Aluna pun hanya patuh mengikuti apa yang diperintahkan sang pria tua itu, lalu menatapnya dengan rasa penasaran apa yang akan dikatakan seorang pria di depannya.

“Begini sayang. Beberapa minggu lagi kamu kan sudah lulus kuliah, jadi lebih baik minggu depan kamu pulang ke Indonesia.” Ujarnya dengan nada serius.

Aluna melototkan matanya kaget mendengar ucapan dari James. Jujur iya belum siap menjalani hidupnya dengan tinggal bersama keluarga angkatnya, apalagi setelah kejadian itu. Ia tinggal di California sejak umur 6 tahun bersama Opa dan Omanya. Sangat sulit baginya untuk berpisah dengan mereka.

“Ta-tapi, Opa---,”

“Sayang kamu kan tau, kalau Opa sama Oma udah semakin tua. Kalau nanti Opa sama Oma pergi, Kamu disini sama siapa.” Ujarnya lirih menatap Aluna dalam.

“Luna tidak suka Opa bicara begitu. Opa sama Oma udah berjanji untuk selalu bersama Luna.” Jawab sang gadis dengan mata berkaca-kaca.

“Ini demi kebaikan kamu nak. Bagaimana pun juga mereka itu keluarga mu. Opa hanya ingin yang terbaik untukmu.” Ucapnya kemudian hendak menyentuh tangan Aluna. Namun Aluna dengan segera menepis tangannya.

“Opa bilang ini yang terbaik untuk Aluna. Salah Opa.. salah.” Ketusnya yang kemudian berdiri meninggalkan sang pria tua.

Melihat tingkah cucu kesayangannya itu membuat dadanya terasa nyeri. Sudah satu bulan belakangan ini ia sering merasakan hal itu terjadi. Dengan segera ia mengambil obat dari kantong celananya. Ia menelan sebutir obat pil itu, hampir saja dirinya jatuh didepan cucunya.

Pria tua itu bernama James. Ia yang mengurus Aluna sejak berumur 6 tahun. Ia sangat menyayangi cucunya, ia yang selalu memberi dorongan, menghibur dan menguatkan Aluna sehingga dapat membuat Aluna bangkit dari keterpurukannya dan menjadi pribadi yang dewasa.

Heart A GirlWhere stories live. Discover now