Chapter 10

143 46 27
                                    

PEMBUKAAN

PEMBUKAAN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

"Jalani saja dan nikmati sepahit apapun hidupmu sekarang, percayalah suatu saat kau akan merindukannya."

-Fellysia Aluna-

Happy reading guyss

Keluar dari kamar mandi, Aluana berjalan sambil bersenandung kecil menuju lemarinya. Ia mengambil seragam dari lacinya dan mulai mengenakan pakaian itu. Pakaian seragamnya terlihat sangat longgar dipakai, mungkin ukuran bajunya untuk anak yang mempunyai lemak berlebih. Dan tentu saja karena penampilannya yang mengundang daya tarik tersendiri untuk ditindas.

Sejujurnya, ia tidak pernah mempermasalahkan penampilannya, selama itu tak mengganggu daya pikirnya yang penuh dengan beribu tanya. Dan itu juga merupakan ciri khas dari dirinya setelah pindah  dari luar negeri beberapa minggu yang lalu.

Setelah dirasa semuanya selesai, ia mulai menggunakan kacamata non minusnya dan mulai mengepang rambut panjangnya yang akan terlihat indah jika digerai. Ia pun tidak banyak mengubah penampilannya. Namun, biarlah harinya ini akan berjalan seperti yang ia ciptakan.

"Apa sih ma, orang El sama dia belum jadi kok. Mana dia nya gak peka-peka" Ujar El dengan nada kesal.

"Jadi ceritanya ngebet banget ni" Ucap Dini dengan nada menggoda.

"Nikahin aja ma. Prihatin aku liatnya. Masa dari dulu digantungin terus, lama-lama jadi jamuran lo dek" Ucap Al dengan nada mengejek.

"Hush, belajar yang bener dulu, baru nikah." Jane
Mengibaskan tangannya.

El menyenggol Al dengan siku nya "Bener tu kata Oma. Daripada situ, di selingkuhin mulu. Ahahhaa.." ejek El tak kalah sengit.

"Sudah. Pusing mama dengerin kalian debat yang enggak ada ujungnya." Ucap dini menegahi perdebatan mereka.

"Ya gak usah di dengerin atuh ma." Cibir El.

Aluna berjalan santai menuruni tangga, ia berhenti sebentar melihat ke arah meja makan yang di penuhi dengan suara gelak tawa dari keluarga nya. Lalu ia berjalan ke meja makan.

"Kalau lo bukan adek gue udah aku buang ke got." Kata Al seraya memasukkan nasi gorengnya kedalam mulut.

"Pagi Oma. Pagi semua." Aluna tersenyum tulus.

"Harusnya lo bersyukur bang punya adek kaya gue. Apalagi adek lo ini cantik membaha gini" Ujar nya menggerakkan tangan nya ala Cherrybelle sambil mengedipkan sebelah matanya.

Heart A GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang