Chapter 16

122 29 15
                                    

Part nya panjang gaes, jadi jangan enek ya😂

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Part nya panjang gaes, jadi jangan enek ya😂

***

"Merdeka itu salahsatunya ketika kita bekerja tanpa di suruh orang lain."

-Fellysia Aluna-

.
.

Happpy Reading guysss
Budidaya kan untuk memberi vote sebelum membaca cerita ini🤗

🎉🎉🎉🎉

Jam pelajaran dimulai dengan tentam dan bermacam aktivitas tertentu ada di kelas ini. Misalnya ada yang tidur dengan wajah ditutupi buku, bermain ponsel secara diam-diam, menggibah, tetapi ada banyak yang belajar dengan memperhatikan guru yang mrngajar di depan dan menulis dari papan tulis. Tapi berbeda dengan Raka, ia menggambar sesuatu sambil tersenyum melihat karyanya.

"Lumayan." Raka merenggangkan kedua tangannya dan helaan napas keluar dari mulutnya.

"Kenapa lo." Tanya Calvin sambil menoleh sekils kesamping.

"Enggak." Raka merogoh kantong celananya lalu mengambil permen karet kemudian mengunyahnya. Raka mengunyah permen karet sambil bersenandung pelan. Calvin yang melihat tingkah Raka geleng-geleng kepala.

"Shttt..shttt..shttttt....." Raka berkali-kali menendang kursi yang diduduki Dean.

Dean merasa jengkel disaat ia sedang menulis ada yang menendang kursinya sehingga membuat tulisannya kecoret lurus keatas. "Apa sih!" ketus Dean sambil menoleh kebelakang.

"Nanti malam jangan jam delapan, jam sebelas aja." Dean hanya mengacungkan jempolnya sebagai jawaban.

"Baiklah, saya akan memberikan pertanyaan dan siapa yang bisa menjawab akan saya beri nilai tambahan." Ucap seorang guru sosiologi yaitu Petrus yang sedang berdiri di depan.

"Apa arti dari kesenjangan sosial atau ketimpangan sosial?"

Tidak ada yang menjawab. Dengan rasa percaya diri Raka mengangkat tangan kananya.

Petrus menyerngitkan dahinya karena merasa aneh, pasalnya baru sekali ini Raka menjawab pertanyannya " Ya, Raka? Kamu bisa menjelaskannya?"

"Tentu." Jawab Raka sambil tersenyum lebar.

"Jangan main-main ya nanti nilai kamu malah saya kurangin." Petrus memberikan peringatan karena dirinya merasa ragu dengan jawaban yang akan dilontarkan oleh Raka.

Heart A GirlWhere stories live. Discover now