Chapter 4

174 58 24
                                    

PEMBUKAAN

Min Ho💋

Min Ho💋

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


****

"Tidak ada yang dapat mengubah takdir yang telah di gariskan oleh Sang Pencipta kepada ciptaannya”

-Fellysia Aluna-

Happy reading guys🎉🎉

💫💫💫

Aluna berjalan mengikuti langkah Mr. Lucky Ia duduk di kursi penumpang bersama Mr. Lucky Sekarang mereka sedang dalam perjalanan menuju Alameda Hospital.

Sepanjang perjalanan Aluna hanya diam menatap keluar jendela. Ia sudah menelan pil yang selalu dibawanya sebelum memasuki mobil. Pikirannya campur aduk. Perasaannya kacau. Matanya tidak menangis. Tapi jantung nya terus berdetak semakin kencang. Kedua tangannya terasa begitu dingin.

Keduanya tiba di lobi rumah sakit. Mereka berjalan memasuki ruang Istensive Care Unit.

Diluar ruangan terdapat beberapa orang dan pasien dengan aktivitas mereka. Tidak sedikitpun suara itu terdengar di telinga Aluna. Sampai di depan pintu ia melihat ruangan itu dipenuhi oleh beberapa dokter dan perawat.  

Langkahnya terhenti ketika pandangan matanya melihat punggung seorang wanita tua berguncang akan tangisannya. Dari tempatnya berdiri, ia melihat seorang pria tua berbaring mengenakan jas hitam, kedua kakinya yang ditutupi celana kain berwana hitam lengkap dengan sepatu pantofel dan kaos kaki biru dongker, yang sudah terlihat kaku.

Perlahan suara tangis Jane terdengar. Aluna melihat dokter Sammuel berdiri di sebelah pria tua yang terbaring kaku dan juga sedang melihat kearahnya dengan mata penuh kesedihan.

Dengan langkah perlahan, Aluna berjalan mendekati Jane. Jane yang menyadari kehadiran Aluna lalu ia memeluk cucunya erat, dalam hitungan detik suara tangis wanita tua itu pecah. Suara itu lantang dan begitu jelas terdengar di telinga Aluna.

Dari jarak yang begitu dekat, Aluna melihat dengan begitu jelas. James sedang terbaring kaku di atas banker rumah sakit dengan kedua tangan yang terlipat diatas dada. James masih menggunakan kemeja yang ia lihat tadi pagi saat mengantarnya ke kampus. Wajah James terlihat pucat, kedua matanya tertutup. Aluna masih menatap diam.

“He’s gone. He’s gone. He’s already gone”. Tangis Jane memecah keheningan yang menutup seluruh indra yang Aluna miliki. Namun, sekarang ia dapat mendengar suara angin, suara orang berbicara, suara tangisan dan suara lainnya yang ada disekitarnya seperti biasa.

Heart A GirlWhere stories live. Discover now