Chapter 5

162 58 24
                                    

PEMBUKAAN

PEMBUKAAN

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

“Tersenyumlah, Tuhan pasti sedang merencanakan yang terbaik untukmu”

-Fellysia Aluna-

Semoga kalian suka Happy reading💕

💫💫💫

Aluna berjalan keluar dari kamarnya dengan menarik kopernya yang berukuran sedang. Sebelum menutup pintu nya ia melihat kembali kamarnya. Dulu kamarnya penuh dengan barang-barangnya serta foto-foto yang tertempel di dinding. Namun, sekarang kamarnya terlihat kosong dan hanya tersisa tempat tidur dan meja belajarnya.

Aluna menghembuskan napas pelan “Selamat tinggal.” Lilirihnya sambil mengusap sudut matanya yang basah. Dengan perlahan Aluna menutup pintu kamarnya dengan memutar knop pintunya.

Aluna berjalan membawa kopernya menuruni tangga dan membawanya ke bawah menuju ruang tamu. Disana juga sudah terdapat Jane dan Justin yang sedang duduk tengah menunggunya dan  beberapa koper dengan ukuran besar yang berisi barang-barang penting milik Aluna dan Jane. Setelah dirasa sudah siap, mereka keluar menata barang-barang ke dalam mobil.

Justin adalah paman Aluna anak ke ketiga James dan Jane. Ia akan mengantarkan keponakannya dan ibunya ke Los Angeles International Airport.

Sebenarnya Justin juga ingin ke Indonesia, tapi karena besok lusa ia harus ke Manchester, Inggris  untuk meresmikan sebuah perusahaan barunya dan tidak boleh di wakili maka ia hanya bisa mengantarkan mereka sampai ke bandara.

Selama di perjalanan Aluna dan Jane hanya berdiam diri dengan pikiran masing-masing. Justin pun mengetahui bagaimana perasaan Aluna dan Jane hanya diam untuk membiarkan pikiran mereka untuk tenang kembali.

Justin sebenarnya merasa sedih, tetapi ia sudah mengikhlaskan kepergian papa nya. Belum lama ini Justin mengetahui sebuah fakta dari Jane menegenai Aluna. Tentu saja hal itu membuat dirinya terkejut dengan apa yang dikatakan Jane beserta bukti yang diberikan Jane.

Dulu ia sempat membenci Aluna, karena kedua orang tua selalu pilih kasih terhadap cucu angkat kesayangannya itu. Tetapi setelah Jane menceritakan semuanya ia mulai membuka hatinya untuk menerima Aluna dan mencoba untuk menyayangi Aluna.

Justin melirik kaca spion depan mobilnya untuk melihat Aluna. Ia melihat Aluna sedang tertidur pulas di belakang pengemudi.

“Ma” panggil Justin.

“Ya” Jane menoleh ke arah Justin.

“Mama yakin mau tinggal disana bersama mereka?’ Tanya Justin seraya fokus menyetir.

Heart A GirlWhere stories live. Discover now