Chapter 16

154 26 2
                                    


"Iya, aku emang ga suka sama dia. Tapi aku juga ngerti sama sikap dia ke kamu. Dia gitu, karena dia mendapat amanah dari Tante Rina dan calon ayah kamu,"
-Zeddy Rivanno-

3215 words

T. B. C
.
.
.

=====

Ucapan Sofi terngiang dalam otaknya, dan hal itu membuat Dyah sadar perlahan. Sadar bahwa dia harus menerima apa yang terjadi.

"Oh iya, si Bobby kapan dikembaliin." Jeff mencoba mengawali obrolan dalam mobil. Karena mau tidak mau, dirinya harus sering mengalah kedepannya.

Dyah menoleh, iya ucapan Sofi ada benarnya, bahkan hampir seluruhnya benar. "Lusa. Tapi lo jaga si Bobby kannn????"

"Panggil gue abang mulai sekarang."

"Iya-iya. Sori, tadi lupa."

Jeff tersenyum lebar, "tenang, Bobby aman. Dan gue bisa jaga dia."

Sesungguhnya dirinya sangat rindu terhadap kucing kesayangannya itu. "Bagus deh. Besok gue mau jenguk dia."

"Okey."

=====

Ternyata, sore ini keluarga Dyah membuat pesta kecil-kecilan atas kelolosan Dyah ke babak 10 besar. Benar-benar membuat siapa saja bangga dan kagum. Oh iya, tadi Leon sempat mengirim pesan, bahwa lusa ia harus pergi ke luar kota untuk melanjutkan babak Runner up. Jadinya, besok pagi dirinya harus full time rapat tentang itu.

"Om boleh ngomong hal serius ga?" Kata Roy saat makanan mereka habis.

"Boleh om." Balas Dyah.

"Pernikahan om dan mama kalian, sudah hampir. Sekitar lima harian lagi deh. Intinya Dyah sudah free, ya ga Rin?" Katanya lalu dibalas anggukan Rina.

"Wooow! Seriusan Om?!" Dyah masih tercengang.

"Iya Dyah." Jawab Rina karena dengan jawaban mamanya, Dyah langsung percaya.

Jeff mendekati telinga Dyah, "hapfun adek gue."

"Om Roy! Bang Jeff dari kemarin ngeselin. Dyah capek." Ternyata Dyah suka mengadu kalau memiliki Abang seperti ini.

"Jeff. Jangan gitu dong. Nanti dia ga mau jadi adik kamu." Lerai Roy.

"Tapi Dita mau kok jadi adik Bang Jeff" celetuk Dita berada di posisi Jeff.

Tentu saja Dyah kesal, karena adiknya itu tidak berada di posisinya. "Dyah. Kalo kamu ga dukung kakak, ga akan ada lagi cokelat." Ancam Dyah yang hampir membuat Dita takut.

"Tenang Dita. Sekarang kakakmu bukan nih orang aja. Tapi ada bang Jeff yang akan nurutin kemauan kamu." Jeff benar-benar tidak berakhlak. Segampang itu dia mengambil hati adik Dyah.

Seketika itu, kebahagiaan seorang Arina Tsania benar-benar terwujud.

=====

Entah dorongan apa Dyah masih tertidur. Padahal mentari pagi sudah membangunkan banyak orang dan menyuruh untuk beraktivitas. Pembantunya juga sudah membangunkannya, gorden kamar juga sudah dibuka, tapi Dyah yang memakai piyama itu, masih sangat tertidur pulas dengan badan berbentuk bintang laut. Sesekali ia memeluk guling dan kembali ke posisi awal.

Jeff sudah datang untuk menjemput adiknya. Tadi ia sempet menghubungi Zeddy untuk tidak menjemput calon adiknya. Sebenarnya ia tidak memiliki nomor lelaki itu, untung saja, mereka memiliki grup chat yang sama.

1KM [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang