Chapter 23

133 18 0
                                    

Lagi ga bisa nulis quote nya. Soalnya si author lagi baper sama tulisannya sendiri.
.
.
.
T. B. C

======

Rina masih mondar-mandir di teras rumahnya karena hingga larut malam ini, Dyah tidak kunjung pulang.

Roy yang melihat itu langsung menghampiri Rina. "Sayang, masuk yuk. Udah malam. Sekarang hawanya dingin, saya ga mau kamu sakit pas acara pernikahan kita." Bujuk Roy untuk ketiga kalinya.

"Mas, tapi Dyah belum juga pulang. Aku hubungan Ocin dan Sofi, tapi ga ada yang angkat" keluh Rina dengan pikiran yang hampir kacau. Pikirannya juga tidak enak terhadap Dyah, dan ia takut jika terjadi sesuatu pada anak sulungnya itu.

"Rina, tadi Dyah berangkat bersama Jeff, dan saya yakin jika Jeff akan menjaga Dyah. Sedangan teman-teman Dyah, maklum saja jika tidak mengangkat telfon mu, karena mereka abis prom night."

Apa yang dikatakan Roy benar. Mungkin, Dyah bermalam di salah satu rumah temannya. "Ya udah, kita tunggu besok saja ya mas,"

Roy tersenyum lega, "ya udah, sekarang kamu istirahat, dan langsung tidur." titah Roy merangkul tubuh Rina, dan mengantarkan ke kamarnya.

=====

Sudah jam setengah tiga, dan Dyah masih memeluk lututnya di lantai kamar Jeff.

Hingga Jeff yang kehabisan akal, menyuruh Dyah berdiri, dan membawa kedalam pelukannya. Cukup lama menangis sampai kaos lelaki itu sangat basah karena air matanya.

Jeff mengangkat dagu Dyah hingga mata basah Dyah terbuka, dan akhirnya mereka saling tatap. "Liat gue Dyah. Lo ga seharusnya berlarut sama sedih lo. Itu ga baik Dyah " ujar Jeff benar-benar pusing menghadapi Dyah yang terus menangis lelaki pecundang dan bajingan itu.

"GUE BENCI DIA JEFF! GUE BENCI!"Dyah tak menggubris perkataan Jeff, malah ia meronta dan memukul dada bidang seorang Jefflano Wijaya. Jeff menghembuskan pelan nafasnya, lalu ditarik dalam-dalam, dan berusaha menahan dirinya saat ini. Tapi tidak bisa. Jujur, Jeff sangat tidak bisa menahan dirinya. Sekujur tubuhnya sakit akibat Dyah yang masih memberontak, seolah dirinya pelampiasan kemarahan Dyah, dan Jeff tidak bisa diam saja. Jangan sampai sifat bajingannya muncul lagi.

"Dyah, aku mohon, kamu diam. Jangan seperti ini." Ucap Jeff penuh perhatian dengan suara dinginnya. Tapi apa? Dyah masih tetap memukul dada Jeff semakin keras.

"GUE BENCI LO ZEDDY! GUE BENCI! COWOK BAJINGAN! BIADAB!"

Dengan cepat, Jeff menyambar bibir Dyah dan memaksa lidahnya untuk masuk. Dyah yang diperlakukan seperti itu langsung terhenyak, bahkan ia tidak bisa bergerak. Jeff benar-benar mengunci tubuhnya.

Tapi disini siapa yang gila dan bodoh?

Jeff yang kehabisan akal menghadapi Dyah yang terus-menerus menangisi pria bajingan seperti Zeddy?

Atau Dyah yang bahkan saat ini merasakan nyaman disetiap sentuhan Jeff? Bahkan, Dyah tidak merasakan risih, tidak seperti waktu itu, saat Zeddy akan melakukan hal yang sama.

Jeff melakukannya semakin dalam hingga tanpa tersadar mereka sudah di atas ranjang dengan gaun Dyah yang sebagian sudah terbuka.

Jeff sudah dibawah alam sadarnya dengan sikap badboy yang dulunya melekat pada dirinya.

Dyah yang tanpa diduga tenang, bahkan menikmatinya.

Kedua pasangan yang tidak seharusnya melakukan hal seperti itu. Tapi karena bisikan syetan sudah merasuki sekujur tubuh dan pikiran mereka.

=====

"DYAHHH!!!" Rina terbangun dengan nafas tersengal-sengal. Tubuhnya berkeringat dingin, dan seluruh badannya bergetar hebat. Yang ia impikan sangatlah menyeramkan dari pada mimpi horor dan mistis lainnya.

1KM [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang