Chapter 21

135 21 2
                                    

=====

Sudah berjam-jam Sofi, Leon, dan Ocin bermain bersama. Yah seperti masak-masak bahkan rujak buah bersama. Dan sudah waktunya Sofi untuk pulang.

"Cin, gue pulang dulu ya," pamit Sofi saat mereka sudah di teras rumah Ocin dan berniat untuk memesan taxi online.

"Mbak, biar gue aja yang anter" kata Leon yang berdiri di samping Ocin.

Sofi mengernyit, dan mencoba menetralkan dirinya. Kenapa jadi dikit-dikit baper ya, padahal Leon cuma adik kelas dan tetangganya Ocin.

"Sof, ditawarin noh. Mau ga?!" Kata Ocin membuyarkan lamunannya.

"Eh, terserah lo deh. Tapi ga ngerepotin lo kan?"

"Enggak kok santai aja. Kalo gitu gue ambil motor dulu." Ucap Leon sambil berlalu menuju rumahnya yang berada di seberang rumah Ocin.

"Sof, muka lo Napa sih?" Tanya Ocin saat tinggal mereka berdua di teras.

"Gu-gue gak papa kok"

"Halah! Ga biasanya lo bicara gugup kayak barusan." Balas Ocin yang menyadari tingkah aneh temannya.

"Seriusan,,, gue ga kenapa-kenapa. B aja kok," Sofi masih berusaha untuk menetralkan dirinya.

Ocin masih sangat ragu. "Seriusan? Apa lo tertarik ya sama Leon??? Hayo?? Kalo iya, nanti tinggal gue comblangin. Itung-itung, bales dendam yang tadi."

Seketika itu muka Sofi memerah, dan ingin menerkam temannya itu.

"Mbakk!! Ayok buruan naik!!" Ajakan Leon mengurungkan kemarahan Sofi, dan langsung menaiki boncengan Leon.

"Darah Sofi! Hepfannnn yaaaa kalian!!! JANGAN LUPA PAJAK JADIANNYA!!!" Seru Ocin membuat Sofi hanya bisa mengumpat kesal dalam hati.

"Temen lo kenapa mbak?" Tanya Leon dengan kaca helm full face yang terbuka.

"Ga tau. Dahlah abaikan aja tetangga lo yang ga berakhlak gitu." Gerutunya masih menahan kesal. Siap-siap saja saat dirinya sedang bersama Ocin. Mungkin akan dimangsa habis-habisan.

Jangan ditanya seberapa nervous seorang Sofi yang lagi dibonceng oleh Leon. Cowok ganteng yang ber-akhlaqul Karimah. Aduh,,,, jangan sampai deh dirinya baper sama brondong. Tapi brondong yang satu ini versinya berbeda dengan yang lainnya.

"Mbak jangan diem aja dong. Berasa ojol gue,"

"Leon, udah fokus aja nyetirnya. Gue ga mau mati bareng sama lo."

Dengan iseng Leon menancap gasnya, dan membuat Sofi reflek memeluknya. Benar-benar memalukan.

"Makanya, pegangan mbak cantik,"

Jangan baper. Jangan baper. Jangan baper!

=====

"Calon papa, kenapa pulang sekarang sihhh????" Rengek Dita yang sedari tadi tidak bisa diam dalam mobil yang sudah menuju jalan pulang.

"Ditaa,, nanti setelah mama nikah, kita jalan-jalan lagi ya," ucap Dyah sambil mengelus puncak kepala adiknya.

"Iya, apalagi Kak Dy mau persiapan buat perpisahan nantinya," sambung Jeff.

"Belikan cokelat yang banyak!"

"Iya Dita, nanti mama juga bakal belikan cokelat yang banyak," Rina menyahuti permintaan anaknya.

"Dyah, perpisahannya kapan?" Tanya Roy sedikit melirik ke arah Dyah.

"Sabtu ini kok om"

"Berarti hampir dong Dy, cuma tinggal beberapa hari," kata Jeff dibalas anggukan Dyah.

1KM [TERBIT]Where stories live. Discover now