Chapter 20

156 22 0
                                    

“Pasti ada saatnya yang buruk itu berubah ke yang lebih baik,”
-Jefflano Wijaya-

Dengan baik hati, aku kasik kalian kejutan kedua kalinya di hari ini!!!!!😭😭ayok baca!baca! Ikutin trus! Tinggal dikit lagi!!

T. B. C
.
.
.

=====

Sesuai yang Roy janjikan kemarin. Hari ini Roy mengajak keluarga Rina jalan-jalan kesebuah tempat menggunakan mobil pribadinya.

Semuanya sudah berkumpul diruang tamu dengan kebutuhan masing-masing. Tapi tidak dengan Dyah yang masih sibuk mempersiapkan barang dikamar nya. Sedikit kesal menunggu Dyah, akhirnya Dita bangkit memanggil kakaknya. Karena ia sudah tidak sabar untuk tiba ditempat tujuan.

Dyah masih melihat isi tasnya. Diceknya barang bawaannya satu persatu. Sudah lengkap. Saat hendak keluar kamar, tiba-tiba ponselnya berbunyi.

Zeddy ❤️ is calling you

"Halo sayang, ada apa?" Tanya Dyah sambil meletakkan kembali tasnya.

"Kamu sekarang lagi apa?"

Satu hal yang Dyah lupa. Ia belum memberi tahu Zeddy tentang hari ini. "Aduh iya aku lupa. Hari ini aku lagi sibuk banget sayang. Aku mau jalan-jalan sama keluarga dulu yaa,,,"

Dalam hati Zeddy, sesungguhnya dirinya ingin gabung, tapi apalah daya statusnya yang masih belum resmi secara kekeluargaan. "Ya udah kalo gitu, kamu jaga diri yaaa. Nanti kabarin kalo udah nyampe."

"Kamu ga papakan aku tinggal dulu?"

"Ya enggak dong sayang,, aku kan tau kalo waktu buat keluarga itu penting. Apalagi nanti Om Roy bakal jadi ayah kamu"

Rasa sayang Dyah makin bertambah rasanya. Biasanya kalau menjalani hubungan pacaran begini, sering banget tengkar karena gak ada yang mengalah. Tapi ini berbeda, bahkan sangat beda. "Ya ampun, kamu memang yang terbaik dan paling pengertian. Makasih yaa"

"Iya sama-sama. Kalo begitu, kamu berangkat gih." Titah Zeddy. Akhirnya mereka memutuskan telfonnya.

"Kak Dy, ayok berangkat!"

=====

Zeddy menutup telfonnya. Pagi ini sudah batal untuk mengajak Dyah jalan-jalan. Tak lama kemudian Bram datang sambil membawa secangkir kopinya, lalu duduk di sofa depan Zeddy, dan disusul Syila duduk disebelah papanya.

"Zeddy, muka kamu kenapa?" Tanya Syila yang menyadari kemurungan muka anaknya.

"Ma, Pa. Zeddy mau nikahin Dyah,"

Bram dan Syila langsung terhenyak mendengar ucapan anak sulungnya.

"Kamu seriusan Zeddy?" Tanya Bram masih tidak percaya.

"Iya Pa, Ma. Zeddy mau nikahin Dyah secepatnya."

Heran dengan keputusan Zeddy yang tiba-tiba. Takut saja anak sulung mereka melakukan hal yang tidak-tidak. Pikirnya. "Tapi kamu ga ngehamilin anak orang kan Zeddy??" Pertanyaan Bram sudah kemana-mana.

Zeddy mendelik, "ya enggak lah pa. Ngawur aja. Zeddy masih perjaka tauk."

Syila menggeleng pelan melihat itu. Tapi baginya, keputusan Zeddy terkesan mendadak. "Emang alesan kamu apa? Kok kayak dadakan gini nak"

"Zeddy cuma ga mau kehilangan Dyah Mama," balas Zeddy masih bernada datar. Entah pikirannya penuh tentang Dyah.

Syila menoleh kearah suaminya, "pa, gimana? Apa ini ga terlalu cepat?"

1KM [TERBIT]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt