Chapter 27

138 16 0
                                    

Part dihapus untuk kepentingan penerbitan

======

"Kak Jeff! Periksa apa lagi sih? Dyah baru aja tidur loh," protes Ocin yang kesal kerena dokter wanita itu memeriksa Dyah kembali saat Dyah sudah istirahat.

"Bentar Ocin. Sabar. Lo harus ngertiin kak Jeff yang mukanya udah strees gitu," timpal Sofi yang sungguh tidak tega melihat wajah Jeff.

Jeff berdoa sebanyak-banyaknya dalam hatinya. Meminta agar hak buruk tidak menimpa Dyah.

Tak lama kemudian, dokternya keluar. Tak banyak pikir, Jeff langsung meminta dokter untuk mengatakan hasilnya di ruangan. Hal itu dicurigai oleh kedua sahabat Dyah.

"Kok gue ngerasa, ada yang aneh ya?" Gumam Ocin penasaran.

"Gue juga gitu sih. Ada yang Jeff tutupin deh. Apa kita nguping aja ya?"

"Ayok Sof!" Ocin langsung menarik tangan Sofi menuju ruangan dokter tersebut.

"Dokter, bagaimana dengan Dyah? Apa dia masih aman?" Tanya Jeff beruntun.

"Setelah saya cek, dia masih aman. Dan bisa dibilang, Dyah masih perawan." Jawaban dokter tersebut langsung membuatnya lega.

Tapi, kenapa hatinya gusar? Seolah hati yang paling dalam itu berharap jika Dyah itu seutuhnya sudah menjadi miliknya.

Kenapa Jeff bisa segila ini saat ini? Tapi, otaknya masih berfikir rasional. Toh, Rina dan Roy kemungkinan besar tidak bisa bersatu. Jadi, harapan untuk kembali semula sangat dikit. Jika boleh jujur, Jeff ingin memiliki Dyah. Ini bukan kegilaan otak dan nafsunya, tapi ini memang sudah dari hatinya yang mencintai Dyah sejak pertama dirinya menjadi pembimbing Dyah.

Apa Jeff salah? Jika dirasionalkan lagi, Dyah dan Zeddy juga tidak bersama. Dyah sudah kecewa pada lelaki tersebut, dan Zeddy juga sudah menghancurkan gadis waktu itu. Dan, apa dirinya masih gila dan jahat? Tidak kan?

"Baik dok terimakasih," ucap Jeff langsung berpamitan keluar.

Maaf Dy, gue harus lakuin ini.

Argh sialan! Pekik Sofi dan Ocin yang telat untuk menguping pembicaraan keduanya. Itu gara-gara Ocin yang masih beradegan jatuh segala.

Jeff melihat kedua teman Dyah yang hendak menghampirinya. Ia tau, bahwa dua orang itu akan menguping. "Kalian mau kemana?"

Tak banyak pikir dan dengan berani, Sofi angkat bicara, "Apa yang sebenarnya terjadi? Ini pasti bukan hal sepele kak! Gue tau Dyah gimana. Seumur-umur, gue ga pernah liat Dyah terpuruk seperti ini."

"Gue-gue udah ngerusak hidup Dyah. Dan itu ga sengaja. Semuanya di luar kendali. Dan kalau kalian mau lebih jelasnya gue bakal cerita. Kalian pasti ngerti." Maafin gue ya Dy. Tapi Lo harus milik gue. Karena semuanya sudah terlanjur.

Seketika itu Ocin dan Sofi tercengang mendengar jawaban Jeff. Ia terkejut bukan kepalang, karena awalnya mereka menilai Jeff lelaki yang baik dan tidak bajingan seperti lainnya. Ternyata salah besar.

Ocin mendekat dan memberikan tamparan keras pada Jeff. "Kok lo bejat sih Jeff! Gue ga nyangka! Kalo Dyah udah lo rusak, gimana masa depannya DIAAA?? Giman? Lo kok ga mikir panjang sih! Bego!" Murka Ocin tanpa ada sebutan kakak lagi. Dia tidak memikirkan Jeff yang lebih tua darinya.

Sofi langsung menjauhkan tubuh Ocin dari Jeff, duduk di kursi, dan memenangkan Ocin. "Cin, jangan mudah ngehakimi gini."

"Gimana gue gak mau ngehakimi semena-mena, gue gak habis pikir sama nih orang yang sudah tau bakal jadi kakaknya Dyah, malah begini. Pasti Tante Rina juga kenak imbasnya Sofi," geram Ocin menatap tajam ke arah Jeff yang masih tertunduk.

"Udah, gue ngerti. Lebih baik, kita dengerin ceritanya. Gue cuma mau mastiin aja, biar ga ada salah paham nantinya."

Ocin diam, menghela nafas panjang. Ada benarnya juga ucapan Sofi.

Jeff duduk di sebelah Sofi, karena jika disebelah Ocin, takut makin ribut nantinya.

"Waktu sebelum prom night, gue nemenin Dyah nyiapin anniversary hubungan Dyah dengan Zeddy. Tapi semuanya itu gagal karena Zeddy...." Jeff menceritakan semua kejadian tanpa ada rekayasa dan beserta alasannya. Dan ia juga menceritakan tentang Zeddy dengan apa adanya. Tapi tidak dengan satu hal.

"Dan sekarang, gue ga bisa lepasin Dyah. Karena tanpa sengaja Dyah udah jadi milik gue sepenuhnya." Jeff tertunduk. Dalam hati ia meminta maaf akan pengakuan yang bisa dinilai sangat egois dan keji.

Zeddy yang mendengar itu seolah langsung rapuh. Ia melangkah menghampiri mereka. " Jeff, yang Lo katakan itu bener kan? Lo ga ngada-ngada?" Interogasinya pada Jeff.

Jeff berdiri, "maaf. Gue ga tau juga Zed. Ini semuanya udah terjadi. Kalo Lo ga percaya, Lo bisa samperin dokternya." Dengan entengnya Jeff menjawab seolah semuanya benar. Tapi dirinya yakin, dengan jawaban ini semuanya percaya.

Zeddy menelan salivanya, nafasnya mulai berat. Ternyata dirinya tidak ditakdirkan untuk Dyah. "Okey, gue percaya. Sekarang masalah keluarga Dyah, gue ga mau ikut campur. Gue harap, Lo harus bijaksana." Ucap Zeddy menepuk pundak Jeff dengan senyum getirnya. "Kalo gitu, gue pergi dulu."

"Kasian ya nasib Dyah, gue ga abis pikir, gini banget kisahnya." Gumam Ocin berbisik.

"Ya udah, kita sama-sama semangatin Dyah."

Maaf Dy.

Maaf pa.

Maaf Tante Rina.

=====

Jujur. Aku kesel banget sama si Jeff 😭 tp menurut aku ada benernya dikit sih. Huaa, tp ya ga gtu jugaaaa,,,gimna sih. Menurut kalian gmn??!

Oh iya! Jangan lupa untuk Vomentnya!

Follow ig author! @iamfildha

1KM [TERBIT]Where stories live. Discover now